Chemical control of leaf blight and rust on maize

Percobaan lapang untuk mengkaji pengendalian kimiawi terhadap penyakit bercak daun (Drechslera maydis) dan karat (Puccinia polysora) pada jagung dilakukan di KP Muneng pada musim kering 1991, rancangan percobaannya adalah split-plot dengan varietas sebagai petak utama (Arjuna, Roma dan CPI-1) dan se...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors Sumartini (Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang (Indonesia)), Schlosser, I
Format Conference Proceeding
LanguageEnglish
Published Malang (Indonesia) Balittan 1993
Subjects
Online AccessGet more information

Cover

Loading…
More Information
Summary:Percobaan lapang untuk mengkaji pengendalian kimiawi terhadap penyakit bercak daun (Drechslera maydis) dan karat (Puccinia polysora) pada jagung dilakukan di KP Muneng pada musim kering 1991, rancangan percobaannya adalah split-plot dengan varietas sebagai petak utama (Arjuna, Roma dan CPI-1) dan sejenis fungisida sebagai anak petak yaitu (1) Derosol; b.a. Carbendazim; 2 cc/l; 7/17/27 hst 2. Difolatan b.a. Captafol, 1 cc/l, 25/35/45 hst 3. Dithane M-45 b.a. Mancozeb, 2 cc/l. 25/35/45 hst 4. kombinasi Derosol dan Difolatan 5. tanpa fungisida sebagai kontrol ulangan 3 kali. Petak berukuran 4,8 x 3.0 m2, dengan jarak tanam 75 x 40 cm (66.000 tanaman/ha). Tanaman pinggir diinokulasi dengan suspensi spora karat (29 x 10 pangkat 4 spora/m2) pada 14 hst, sedang penyakit bercak daun terjadi secara alamiah. Pengamatan penyakit bercak daun dilakukan pada 23, 30 dan 37 hst, sedang pengamatan penyakit karat pada 10 dan 14 hari setelah "silking" serta 20 hari menjelang panen. Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel yaitu 10 tan/plot secara random pada 5 baris tengah; dengan menghitung banyaknya daun pertanaman, banyaknya daun yang terserang pada tiap-tiap katagori. Katagori dibuat menurut skala sebagai berikut: 0 = tidak ada gejolak penyakit, 1 = 1-20 persen, 2 = 21-40 persen, 3 = 41-60 persen, 4 = 61-80 persen; 5 = 80 persen luas daun yang terserang. Pada saat panen dilakukan pengukuran berat basah tongkol dan setelah pengeringan diukur berat biji kering per plot. Intensitas penyakit bercak daun mencapai 17 persen, dan tidak ada perbedaan intensitas pada ke tiga macam varietas. Intensitas penyakit karat lebih tinggi pada varietas Arjuno (5 persen) dari pada CPI-1 (4 persen) dan Roma (4 persen). Dithane M-45, difolatan dan kombinasi Derosol/Difolatan dapat mengurangi intensitas penyakit karat dibandingkan kontrol. Hasil tidak dapat mencapai potensial, berkisar 2,8-3,3 ton/ha (berat kering biji). Varietas Arjuno terserang penggerek tongkol 23 persen, sedang varietas Roma dan CPI-1 masing-masing 12 dan 14 persen
Bibliography:9600213
H20