Supplementation of probiotics in dietary low-protein levels on the performance of growing chicks
This experiment was carried out to study the effect of probiotics supplemented in dietary low-protein levels on the performance of growing chicks aged 0-8 weeks, at Denpasar-Bali. A Completely Randomized Design (CRD) with factorial arrangement (2 x 2) on six replicates was used. The first factor is...
Saved in:
Published in | Majalah Ilmiah Peternakan (Indonesia) Vol. 2; no. 1 |
---|---|
Main Author | |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
1999
|
Subjects | |
Online Access | Get more information |
Cover
Loading…
Summary: | This experiment was carried out to study the effect of probiotics supplemented in dietary low-protein levels on the performance of growing chicks aged 0-8 weeks, at Denpasar-Bali. A Completely Randomized Design (CRD) with factorial arrangement (2 x 2) on six replicates was used. The first factor is protein levels (CP: 20 percent and 18 percent, as P1 and P2 respectively) and the second factor is not supplemented of probiotics (R0) and supplemented of probiotics (R1). Feed and water provided ad libitum. Result of this experiment showed that there were not significant (P more than 0.05) interaction between protein levels and probiotics on all variables observed. Feed, water and energy consumption in treatment P2 were not significant (P more than 0.05) than treatment P1, but protein consumption, body weight gains, and feed efficiency significantly lower (P less than 0.05). Supplemented of probiotics on diets were increased both feed, water and protein consumption, body weight gains and feed efficiency than control (R0). It was concluded that supplemented of probiotics in diets increased performance and dietary low protein levels decreased performance of the growing chickens 0-8 weeks
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan probiotik (effective microorganisms-4) dalam ransum berprotein rendah terhadap penampilan ayam jantan tipe petelur umur 0-8 minggu, dilaksanakan di Denpasar-Bali. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 2 dengan enam kali ulangan. Sebagai faktor pertama adalah: ransum isokalori (ME: 2900 Kkal/kg) dengan tingkat protein 20 persen (P1) sebagai kontrol dan tingkat protein 18 persen (P2). Faktor kedua adalah: ransum tanpa penambahan probiotik (R0) dalam ransum dengan penambahan probiotik (R1). Masing-masing ulangan menggunakan lima ekor ayam umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata (P lebih besar dari pada 0,05) antara tingkat protein ransum dengan probiotik, terhadap semua variabel yang diamati. Konsumsi ransum, air minum dan energi pada perlakuan P2 berbeda tidak nyata (P lebih besar dari pada 0.05) dengan P1, sedangkan konsumsi protein, pertambahan berat dan efisiensi penggunaan ransum nyata (P lebih kecil dari pada 0,05) lebih tinggi. Penambahan probiotik dalam ransum secara nyata (P lebih kecil dari pada 0,05) dapat meningkatkan konsumsi ransum, air minum dan protein, pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum dibandingkan dengan kontrol (R0). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara tingkat protein ransum dengan probiotik terhadap penampilan ayam. Penambahan probiotik dalam ransum ternyata dapat meningkatkan penampilan ayam jantan petelur umur 0-8 minggu |
---|---|
Bibliography: | 2003000566 Q55 L02 |
ISSN: | 0853-8999 |