Assessment of banana farming system technology in wet climate dry land at Central Kalimantan (Indonesia)

Budidaya pisang (Musa paradisiaca) di Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Tengah khususnya secara alami dan tradisional, sehingga produktivitas di tingkat petani masih rendah. Rendahnya produktivitas tersebut diupayakan untuk diperbaiki melalui perbaikan teknologi budidaya pisang. Pengkajian ini d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors Mokhtar, M.S, Firmansyah, M.A, Krismawati, A. (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Palangkaraya (Indonesia)), Sugiarto, M, Kasijadi, F
Format Conference Proceeding
LanguageEnglish
Published Palangkaraya (Indonesia) BPTP 1999
Subjects
Online AccessGet more information

Cover

Loading…
More Information
Summary:Budidaya pisang (Musa paradisiaca) di Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Tengah khususnya secara alami dan tradisional, sehingga produktivitas di tingkat petani masih rendah. Rendahnya produktivitas tersebut diupayakan untuk diperbaiki melalui perbaikan teknologi budidaya pisang. Pengkajian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu karakterisasi lokasi, inventarisasi pisang daerah, uji populasi per hektar dikombinasi dengan macam varietas, uji dosis pupuk dan juga pola usahatani tanaman sela di antara tanaman pisang. Pengkajian pisang dilakukan di Desa Parit, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin. Tingkat potensi lahan untuk kesesuaian tanaman pisang adalah S3n yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas ketersediaan hara P2O5 dan K2O yang sangat rendah. Kesesuaian lahan ini diperbaiki dengan pemupukan pada lahan tanaman pisang di lokasi pengkajian inventarisasi pisang daerah dengan metode IBPGR Form Collection ditemukan 12 varietas antara lain, Manihot, Raja bulu, Ambon Kuning, Cavendish, Masan, Nangka, Kepok, Rakit, Mas, Manjuhan, Lagok dan Asam. Sedangkan uji kepadatan populasi per hektar yaitu 1.600 pohon (J1) dan 1.100 pohon (J2) dikombinasikan dengan tiga macam varietas pisang asal kultur jaringan yaitu Ambon Lumut (V1), Ambon Kuning (V2) dan Cavendish (V3) dengan Rancangan Petak Terbagi tidak menunjukkan pengaruh nyata pada pengamatan hingga 4 bulan setelah tanam di lapangan pada pemupukan tahap 1 untuk tingkat batang, tinggi tanaman dan jumlah daun. Uji dosis pupuk yaitu Urea dan KCl per hektar dengan empat taraf yaitu P0 = kontrol, P1 = 200 kg N, 250 kg K2O; P2 = 300 kg K2O; P3 = 400 kg N, 750 kg K2O dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok juga tidak menunjukkan pengaruh nyata. Pola usaha tani tanaman sela diantara tanaman pisang terbagi tiga pola yaitu pola petani, tumpang sari padi gogo dan jagung serta padi gogo monokultur. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa pola tumpangsari lebih menguntungkan dan layak dibandingkan pola monokultur dan pola petani. Keuntungan per hektar dan kelayakan usahatani tanaman sela berturut-turut sebagai berikut tumpangsari Rp.1.383.000,- R/C ratio 1,93 pola monokultur Rp 642.000 R/C ratio 1.56 dan pola petani Rp 175.000,-R/C ratio 1.22
Bibliography:E20
2003000062