Adoption and production impact of maize varieties in Indonesia

• Published in: Indonesian Agricultural Research and Development Journal (Indonesia) Vol. 21; no. 3
• Main Authors: Maamun, M.Y, Baco, D, Suherman, O. (Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia Lainnya, Maros (Indonesia))
• Format: Journal Article
• Language: English
• Published: 1999
• Subjects: ADOPCION DE INNOVACIONES; ADOPTION DE L'INNOVATION; CONSOMMATION ALIMENTAIRE; CONSUMO DE ALIMENTOS; FOOD CONSUMPTION; FOOD PRODUCTION; INDONESIA; INDONESIE; INNOVATION ADOPTION; MAIS; MAIZ; MAIZE; PRODUCCION ALIMENTARIA; PRODUCCION DE SEMILLAS; PRODUCTION ALIMENTAIRE; PRODUCTION DE SEMENCES; SEED PRODUCTION; VARIEDADES; VARIETE; VARIETIES
• ISSN: 0126-2920

The development and spread of modern maize varieties have contributed substantially to increase maize production in Indonesia. Collaborative breeding among national and international breeding programs resulted in the development and release of 66 maize varieties (25 open pollinated varieties and 41 hybrids) in Indonesia from 1956 to 1999. Some of these varieties have been widely adopted and produced by public and private companies and tremendously increased maize production in recent years. Prior to the first hybrid (C1) released in 1983, the average annual maize production in Indonesia was 3.4 million tons during 1950-88. In 1983, total production was 5.1 million tons and increased to 6.6 million tons in 1998. At the same time, productivity almost doubled from 1.7 to 3.0 t/ha. Promoting improved seeds to seed growers and farmers can further increase Indonesia's maize, and hence fopod production Pengembangan dan penyebaran varietas jagung modern telah memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produksi jagung di Indonesia. Melalui program kerja sama pemuliaan jagung baik nasional maupun internasional selama tahun 1956-99 telah berhasil dilepas 66 varietas baru (25 bersari bebas dan 41 hibrida). Banyak dari varietas ini yang diadopsi dan diproduksi secara luas oleh perusahaan pemerintah maupun swasta dan secara meyakinkan mampu meningkatkan produksi jagung pada tahun-tahun terakhir. Sebelum pelepasan hibrida pertama (C1) tahun 1983, produksi jagung rata-rata pertahun (1950-1988) adalah 3,4 juta ton. Pada tahun 1983, produksi total mencapai 5,1 juta ton dan meningkat menjadi 6,6 juta ton pada tahun 1998. Dalam waktu yang sama, produktivitas meningkat hampir dua kali lipat dari 1,7 t/ha menjadi 3 t/ha. Promosi benih yang telah dikembangkan kepada penangkar benih dan petani lebih jauh akan meningkatkan produksi jagung sekaligus pangan di Indonesia