Grouping of several soybean genotypes based on performance of agronomic traits

Multivariate analysis was useful to study the performance of agronomic traits at across environments. Sixteen soybean genotypes were evaluated at Jambegede Experimental Farm (Malang), Sukamandi Experimental Farm (Subang) and Darmaga Experimental Farm (Bogor) on dry season of 1992, using Randomized B...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inBuletin Ilmiah Instiper (Indonesia) Vol. 6; no. 1
Main Author Adie M.M. (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang (Indonesia))
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 1999
Subjects
Online AccessGet more information

Cover

Loading…
More Information
Summary:Multivariate analysis was useful to study the performance of agronomic traits at across environments. Sixteen soybean genotypes were evaluated at Jambegede Experimental Farm (Malang), Sukamandi Experimental Farm (Subang) and Darmaga Experimental Farm (Bogor) on dry season of 1992, using Randomized Block Design, with three replications. Principal components analysis (PCA) and cluster analysis (average linkage methods) were computed on data from three locations. Grouping soybean genotypes displayed results of the third PCA were presented as dendograms. The dependence structure between agronomic traits and yield of soybean depend on the locations. PC1 in Jambegede its higher coefficients for no of node, no of pod and no of branch. PC1 of Sukamandi locations is affected principally by no of pod and days of harvested. Similarly, for CP1 in Darmaga, the largest coefficients are on no of node and days of harvested. Compared with other locations, Darmaga locations showed generally greater distance between genotypes and more variability within cluster. The applications of PCA combined with cluster analysis to study the adaptability and genetical similarity of soybean genotypes Penggunaan sidik perubah ganda dalam menelaah dan menilai keragaan dari sifat agronomik di banyak lokasi telah disarankan oleh beberapa peneliti dan memberikan hasil yang cukup informatif. Sebanyak 16 galur kedelai dikaji di Kebun Percobaan (KP) Jambegede (Malang), KP Sukamandi (Subang) dan KP Darmaga (Bogor), pada musim kemarau 1992 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, diulang tiga kali. Tingkat kebermaknaan dari delapan sifat agronomik dikaji dengan menggunakan sidik komponen utama (principal components analysis). Sedangkan sidik gerombol (cluster analysis) metode pautan rataan (average linkage) dipergunakan untuk mengelompokkan keragaan dari 16 galur kedelai berdasar atas tiga nilai skor komponen pertama dari delapan sifat agronomik kedelai. Kebermaknaan sifat agronomik terhadap hasil biji kedelai tergantung pada lokasi yang digunakan. Di Jambegede, komponen utama pertama secara kuat ditentukan oleh sifat jumlah buku subur, jumlah polong isi dan jumlah cabang; di Sukamandi adalah oleh sifat jumlah polong isi dan umur masak; sedang di Darmaga ditentukan oleh sifat jumlah polong isi dan umur masak. Lokasi Darmaga memberikan pengelompokan sifat agronomis paling beragam dibanding dengan Sukamandi dan Jambegede. Pengelompokan genotipe kedelai berdasar sifat agronomis tidak paralel dengan potensi hasil dari setiap genotipe yang dikelompokan. Aplikasi sidik komponen utama yang dikombinasikan dengan sidik gerombol memberikan kemudahan dalam hal menelaah daya adaptasi serta menilai kemiripan genetik antar genotipe, hal tersebut bermanfaat untuk keperluan penyusunan program pemuliaan yang akan datang
Bibliography:F30
2002000408
ISSN:0852-8772