Development of livestock production and strategy of breeder stock supply : dairy cattle
Indonesia population grows rapidly and will reach over than 200 million by the year of 2000. Consequently, there will be an increase demand for food. The increase in demand is influenced not only by the population growth but also by the economic growth of the country, social economic status of the p...
Saved in:
Main Author | |
---|---|
Format | Conference Proceeding |
Language | English |
Published |
Bogor (Indonesia)
Balitnak
1996
|
Subjects | |
Online Access | Get more information |
Cover
Loading…
Summary: | Indonesia population grows rapidly and will reach over than 200 million by the year of 2000. Consequently, there will be an increase demand for food. The increase in demand is influenced not only by the population growth but also by the economic growth of the country, social economic status of the people, market preference and the availability of substitute food. At present, the estimated milk consumption and other dairy product is 4,6 l/capita/day and by the end of Pelita VI (the 6th national five year plan), it will reach to 6,19 l/capita/day. The development of the dairy farm faces some constrains such as the tropical climate, limited land, feed resources, low genetic quality and competition with imported milk. It appears that Java will still a favor place to be a major domestic milk production. In order to improve milk production in this island, efforts should be concentrated to increasing efficiency of existing resources such as : diversification of dairy farm model, improvement of production through genetics approach. It is predicted that a total number of 39.000 replacement heifers is required per year to maintain the existing contribution of local milk production to the national demand. This value could be reduced to 22.000 heads if genetic selection is considered. The purpose of this paper is to compile and discuss the potential and constrains of domestic milk production toward the 21st century
Jumlah penduduk Indonesia meningkat secara cepat. Pada tahun 2000 diperkirakan mencapai sekitar 200 juta jiwa. Sebagai konsekuensi kebutuhan bahan pangan akan meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Peningkatan kebutuhan tersebut selain dipengaruhi oleh pertambahan penduduk juga dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi, preferensi masyarakat serta tersedianya bahan substitusi. Rata-rata konsumsi susu di Indonesia diperkirakan sebesar 4,6 l/kapita/hari. Pada akhir Pelita VI konsumsi rata-rata susu tersebut ditargetkan mencapai 6,19 l/kapita/hari sehingga pada tahun 2000, kebutuhan susu nasional diperkirakan mencapai 1,2-1,4 juta ton, dan diprojeksikan sebagian dari susu tersebut akan dapat diproduksi lokal. Pengembangan produksi susu domestik menghadapi kendala antara lain : iklim tropis, keterbatasan lahan, pakan, rendahnya mutu genetik serta persaingan produk impor. Mempertimbangkan kondisi sapi perah dewasa ini, untuk masa yang akan datang, pulau Jawa masih merupakan daerah konsentrasi penghasil susu Nasional. Untuk dapat meningkatkan produksi pada kondisi keterbatasan faktor produksi perlu diperlakukan suatu usaha yang dapat meningkatkan efisiensi antara lain : pendekatan pola diversifikasi usaha : serta peningkatan produktivitas melalui pendekatan genetis. Untuk mempertahankan persentase konstribusi produksi terhadap konsumsi susu nasional seperti saat ini diperlukan bibit sapi perah (heifer replacement) sebesar 39.000 ekor/tahun. Kebutuhan tersebut akan dapat ditekan menjadi 22.000 bila program seleksi dapat dikembangkan. Kertas kerja ini bertujuan untuk mengkaji potensi, upaya serta kendala peningkatan produksi susu Nasional menyongsong abad ke 21 |
---|---|
Bibliography: | 1997000435 L01 |
ISBN: | 9798261275 9789798261275 |