First report of serological reactors to bovine ephemeral fever virus in cattle in Irian Jaya and Nusa Tenggara Timur (Indonesia)

BAHASA: Bovine ephemeral fever (BEF) merupakan suatu penyakit viral ekonomis penting terhadap sapi dan kerbau, seperti yang pernah dilaporkan terdahulu di Pulau Jawa dan Sumatera. Penelitian yang sedang berjalan, telah dapat mendeteksi reaktor terhadap virus BEF di beberapa daerah di Nusa Tenggara T...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inPenyakit Hewan Vol. 24
Main Authors Saleha E, Daniels P, Sebayang D.I, Bale E, Sendow I, Ronohardjo
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 1992
Subjects
bovin
bovine ephemeral fever virus
cattle
encuestas
enquete
facteur immunologique
factores inmunologicos
ganado bovino
immunological factors
immunological techniques
irian jaya
nusa tenggara
surveys
technique immunologique
tecnicas inmunologicas
virologia
virologie
virology
virose
viroses
virosis
virus fiebre efimera
virus fievre de trois jours
Online AccessGet more information

Cover

More Information
Summary:BAHASA: Bovine ephemeral fever (BEF) merupakan suatu penyakit viral ekonomis penting terhadap sapi dan kerbau, seperti yang pernah dilaporkan terdahulu di Pulau Jawa dan Sumatera. Penelitian yang sedang berjalan, telah dapat mendeteksi reaktor terhadap virus BEF di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya. Sebelum propinsi ini dinyatakan terinfeksi oleh agen penyebab BEF, terlebih dahulu harus dikonfirmasi oleh hasil isolasi agen penyebab. Akan tetapi staf Dinas Peternakan atau Kesehatan Hewan setempat dapat bertindak terhadap kemungkinan adanya infeksi virus BEF, dengan memberikan saran pada peternak untuk melakukan pencegahan dan memberikan perlakuan terhadap ternak yang sakit. Bovine ephemeral fever (BEF) is an economically important viral disease of cattle and buffaloes that has been reported previously in Java and Sumatra. In the current work, serological reactors to BEF virus have been detected in several places in West Timor and Irian Jaya, indicating infections with this disease agent in eastern Indonesia. Before these provinces can be formally considered to be infected areas, the results must be confirmed by isolation of the causative agent. However veterinary field staff from eastern Indonesia should be aware of the probable presence of BEF in their districts, and be prepared to offer appropriate advice to farmers on treatment.
Bibliography:L73
L
ISSN:0216-7662