Effect of some soil conditioners on physical properties of podzolic soil and production of soybean (Glycine max). [Indonesian
BAHASA: Penelitian pendahuluan ini dilakukan di tanah podzolik di Nanggung, Jawa Barat. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh berbagai " soil conditioner" terhadap sifat-sifat tanah podzolik dari Nanggung dalam hubungannya dengan peningkatan produksi kedelai dari akhir November 1988 sam...
Saved in:
Main Authors | , |
---|---|
Format | Conference Proceeding |
Language | Indonesian |
Published |
1989
|
Subjects | |
Online Access | Get more information |
Cover
Loading…
Summary: | BAHASA: Penelitian pendahuluan ini dilakukan di tanah podzolik di Nanggung, Jawa Barat. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh berbagai " soil conditioner" terhadap sifat-sifat tanah podzolik dari Nanggung dalam hubungannya dengan peningkatan produksi kedelai dari akhir November 1988 sampai dengan akhir Maret 1989, dilanjutkan dengan analisis laboratorium sampai dengan akhir Juni 1989. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok berblok dengan tiga kali ulangan dan empat macam perlakuan " soil conditioner", masing-masing dengan tiga dosis serta kontrol. Keempat " soil conditioner" tersebut adalah: aquasyms dengan dosis A1=0,5 ton/ha, A2=0,75 ton/ha, dan A3=1,0 ton/ha; kapur pertanian dengan dosis K1=2,5 ton/ha, K2=5,0 ton/ha, dan K3=10,0 ton/ha., lateks segar dengan dosis L1=5,0 ton/ha, L2=7,5 ton/ha, L3=10,0 ton/ha; serta sampah kota dengan dosis G1=10 ton/ha, G2=15 ton/ha, dan G3=20 ton/ha. Petak-petak kontrol terdiri dari C1,C2,C3, dan C4. Jumlah petak percobaan seluruhnya adalah 5x3x3=45 petak dengan ukuran masing-masing 5x2 m2. Tanaman yang digunakan adalah kedelai varietas Americana, ditanam dengan jarak 20x50 cm. Perlakuan pemberian " soil conditioner" pada tanah podzolik di Nanggung ternyata dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Pemberian lateks segar, kapur, sampah kota, dan aquasysms telah menurunkan bobot isi tanah, meskipun secara statistik tidak nyata. Hal ini juga menaikkan stabilitas agregat secara nyata dan memperbaiki porositas. Pemberian " soil conditioner" yang hanya memperbaiki sifat fisik tanah saja seperti aquasyms dan lateks segar belum cukup berhasil untuk menaikkan produksi kedelai secara nyata di daerah penelitian. Diperlukan "soil conditioner" yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia secara terpadu seperti kapur dan bahan organik. Tingginya variabilitas tanah daerah penelitian, sulitnya mencari tingkat homogenitas yang tinggi, serta cara pemberian "soil conditioner" yang belum memenuhi syarat tertentu menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan hasil di daerah penelitian. |
---|---|
Bibliography: | F F04 |