Mengukur Tingkat Kesiapan Masyarakat Kota Surakarta dalam Pelaksanaan Program Kali Bersih (PROKASIH)
Program Kali Bersih (Prokasih) merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai perkotaan secara bertahap supaya mampu berperan sebagaimana seharusnya. Di Kota Surakarta, Prokasih dilaksanakan di Kali Tegal Konas, Kali Jenes, Kali Pepe, Kali Premulung, Kali Brojo, Kali Tempura...
Saved in:
Published in | Jurnal pembangunan wilayah dan kota (Online) Vol. 18; no. 1; pp. 1 - 16 |
---|---|
Main Authors | , |
Format | Journal Article |
Language | Indonesian |
Published |
Diponegoro University
01.03.2022
|
Subjects | |
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Program Kali Bersih (Prokasih) merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas air sungai perkotaan secara bertahap supaya mampu berperan sebagaimana seharusnya. Di Kota Surakarta, Prokasih dilaksanakan di Kali Tegal Konas, Kali Jenes, Kali Pepe, Kali Premulung, Kali Brojo, Kali Tempuran, dan Sungai Gajah Putih. Sungai-sungai ini adalah anak sungai Bengawan Solo. Namun, sampai saat ini dampak dari Prokasih belum jelas terlihat karena kualitas air sungai belum membaik. Hal tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa Prokasih di Kota Surakarta belum melibatkan pemangku kepentingan secara menyeluruh termasuk masyarakat dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan masyarakat dalam menjalankan Prokasih di Kota Surakarta. Metode yang digunakan adalah The Community Readiness Model (CRM). Teknik pengumpulan data dilakukan dari data sekunder pada lembaga-lembaga terkait dan data primer dari wawancara terhadap aktor-aktor kunci. Analisa data dilakukan dengan memahami keseluruhan data-data hasil wawancara yang dipetakan berdasarkan dimensi-dimensi dari CRM yang kemudian dengan teknik skoring akan menghasilkan level of readiness dan stage of readiness dari komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat sudah sadar dan sebagian belum ada kesadaran melaksanakan program-program dari Prokasih. Hal ini terutama diketemukan pada UMKM seperti industry batik dan tahu juga rumah tangga dari masyarakat berpenghasilan rendah yang belum tersentuk program dari Kementerian PUPR. Maka dari itu dibutuhkan peran Pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat dan Pokja Sungai. |
---|---|
ISSN: | 1858-3903 2597-9272 |
DOI: | 10.14710/pwk.v18i1.32517 |