ANALISIS PERSEBARAN POLUTAN KARBON MONOKSIDA DAN PARTIKULAT DARI KEBAKARAN HUTAN DI SUMATERA SELATAN

Kebakaran hutan merupakan masalah serius yang dihadapi pada permasalahan pencemaran udara masa kini karena berperan sebagai sumber terbesar emisi CO.  Wujud polutan dari kebakaran hutan pada umumnya dalam bentuk asap yang mengandung banyak partikulat. Sumatera Selatan memiliki kawasan hutan sebesar...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal Teknik ITS Vol. 5; no. 2
Main Authors Aron Pangihutan Christian Tampubolon, Rachmat Boedisantoso
Format Journal Article
LanguageIndonesian
Published Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) 01.01.2017
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Kebakaran hutan merupakan masalah serius yang dihadapi pada permasalahan pencemaran udara masa kini karena berperan sebagai sumber terbesar emisi CO.  Wujud polutan dari kebakaran hutan pada umumnya dalam bentuk asap yang mengandung banyak partikulat. Sumatera Selatan memiliki kawasan hutan sebesar 4.222.484,9 ha.  Besarnya luasan kawasan  hutan di Sumatera Selatan berbanding lurus dengan besarnya  potensi kebakaran hutan yang dapat terjadi. Jumlah titik api di Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 12% pada periode 2014-2015. Intesitas kebakaran  hutan di Sumatera Selatan yang cukup tinggi memberikan perkiraan bahwa banyak dampak besar yang akan ditimbulkan. Gangguan kesetimbangan ekosistem, permasalahan kesehatan, sampai lumpuhnya aktivitas masyarakat adalah dampak yang diperkirakan akan timbul akibat kebakaran hutan. Selain itu, kebakaran hutan dapat menyebabkan gangguan terhadap wilayah lain yang jauh jaraknya dari area terbakar. Besarnya  wilayah dan waktu  jangkauan dampak dari kebakaran hutan sering tidak dapat diperkirakan karena terbatasnya informasi prediksi persebaran polutan dari kebakaran hutan. Suatu analisis persebaran polutan sangat diperlukan sebagai penyedia informasi prediksi dari besaran dampak yang ditimbulkan dari suatu area kebakaran hutan. Model persebaran ini dapat dijadikan sebagai acuan peringatan dini bagi daerah sekitar yang akan terkena dampak kebakaran hutan. Digunakan 2 jenis variabel penelitian yakni kecepatan angin dan jenis hutan. Data kecepatan angin yang digunakan adalah nilai rata-rata, maksimum, minimum dan modus dari data kecepatan angin periode 21 juli 2015 – 12 november 2015. Periode ini adalah periode penurunan kualitas udara kota Palembang akibat peristiwa kebakaran hutan sampai memasuki musim hujan.  Jenis hutan yang dipakai sebagai variasi skenario, yaitu hutan alam primer dataran tinggi, hutan alam sekunder dataran rendah, hutan rakyat bambang lanang, hutan alam gambut sekunder. Pembagian jenis hutan ini berdasarkan data biomassa yang telah dihimpun sebelumnya pada tahun 2014. Jumlah total skenario yang disusun sebanyak 40 skenario sesuai variabel yang ditentukan. Analisis persebaran dan nilai konsentrasi dari polutan CO dan partikulat berdasarkan skenario yang disusun dengan menggunakan persamaan gauss plume. Validasi data menunjukkan bahwa hasil pemodelan dengan skenario kecepatan angin rata-rata yang paling mendekati nilai ISPU.  Konsentrasi polutan yang sampai ke kota palembang dari sejumlah titik api kebakaran hutan adalah  2322,21 μg/m3 CO dan 245,62 μg/m3 PM10. Konsentrasi polutan yang sampai ke kota Palembang dari  kebakaran hutan seluas 1 ha pada setiap titik api adalah 8,54 μg/m3 CO dan 0,9 μg/m3 PM10. Jarak terjaruh persebaran emisi CO dan PM10 sampai nilai ambang batas (10000  dan 150 ) telah terlewati adalah 120 km untuk emisi CO dan 200 km untuk emisi PM10.
ISSN:2301-9271
2337-3539