Adversity Quotient (Ketahanmalangan) Siswa Madrasah Tsanawiyah Ditinjau dari Tinggal Asrama dan Non Asrama

Ketika seseorang tangguh dalam menghadapi kesulitan, ia mampu mengubah cara pandangnya terhadap tantangan, kesulitan, dan masalah serta melihatnya sebagai peluang untuk berprestasi. Argumen ini didasarkan pada gagasan bahwa seseorang yang menggunakan ketahanan secara maksimal akan mampu menghadapi t...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal studi guru dan pembelajaran Vol. 7; no. 1
Main Authors Andi Ahsanul Padli, Siti Marwiyah, Haris Kulle
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published Universitas Cokroaminoto Palopo 01.03.2024
Subjects
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Ketika seseorang tangguh dalam menghadapi kesulitan, ia mampu mengubah cara pandangnya terhadap tantangan, kesulitan, dan masalah serta melihatnya sebagai peluang untuk berprestasi. Argumen ini didasarkan pada gagasan bahwa seseorang yang menggunakan ketahanan secara maksimal akan mampu menghadapi tantangan apa pun yang mereka hadapi dalam hidup tanpa pernah menyerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan resiliensi anak asrama dan non-asrama. Penulis menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan komparatif berdasarkan jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel penelitiannya adalah 30 santri asrama dan 30 santri hari. alat penelitian yang mencakup kuesioner. Analisis data dengan menggunakan analisis komparatif menggunakan SPSS versi 23. Dengan jumlah peserta belajar 16 orang dan persentase hasil 53%, ketahanan siswa Madrasah Tsanawiyah DDI Masamba masuk dalam kategori sangat baik. Hasil tipikalnya adalah 89.3000. Dengan jumlah peserta penelitian 14 orang dan hasil persentase 47%, maka resiliensi siswa masuk dalam kategori “cukup baik”. Hasil tipikalnya adalah 82.5667. Nilai taraf signifikansi sebesar 0,000 (p=0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan resiliensi siswa asrama dan non-asrama di Madrasah Tsanawiyah DDI Masamba. Selain itu terlihat pada nilai hitungannya. Terdapat selisih antara kedua sampel jika t hitung melebihi t tabel. Dari tabel berikut terlihat jelas mengapa thitung (4,147) melebihi ttabel (2,00172). Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil rata-rata sampel kedua yang menunjukkan bahwa anak yang tinggal di asrama mempunyai rata-rata ketahanan terhadap kesulitan sebesar 89,3000, sedangkan siswa yang tidak tinggal di asrama mempunyai rata-rata ketahanan terhadap kesulitan sebesar 82,5667. Hal ini menunjukkan bahwa siswa DDI Masamba lebih tangguh dibandingkan anak yang bersekolah di pesantren.
ISSN:2654-6477
DOI:10.30605/jsgp.7.1.2024.3044