Analisis Beban Pencemar Maksimum Air Limbah Kelapa Sawit Menggunakan Model Qual2kw Di Sungai Kahayan Kabupaten Pulang Pisau

Sungai Kahayan terletak di Provinsi Kalimantan Tengah yang bermuara di Kabupaten Pulang Pisau. Sungai Kahayan merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat melalui melalui ekosistem perairan dan hutan di sekitarnya. Penggunaan lahan di Kabupaten Pulang Pisau didominasi oleh kelapa sawit dan karet se...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJournal of Comprehensive Science (JCS) Vol. 3; no. 3; pp. 689 - 701
Main Authors Hermawan, Dedy, Ardianor, Ardianor, Redin, Herry, Sinaga, Soaloon
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 31.03.2024
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Sungai Kahayan terletak di Provinsi Kalimantan Tengah yang bermuara di Kabupaten Pulang Pisau. Sungai Kahayan merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat melalui melalui ekosistem perairan dan hutan di sekitarnya. Penggunaan lahan di Kabupaten Pulang Pisau didominasi oleh kelapa sawit dan karet sebagai komoditas utama. Perkebunan kelapa sawit yang memiliki izin adalah seluas ± 138.076 Ha tersebar di 6 (enam) Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau. Sungai Kahayan menjadi salah satu media penerima air limbah dari pabrik kelapa sawit. Status mutu air Sungai Kahayan adalah tercemar ringan dengan parameter kritis adalah Biochemical Oxygen Demand (BOD). Perlu diketahui kontribusi beban pencemar dari air limbah pabrik kelapa sawit dan perkebunan kelapa sawit terhadap daya tampung beban pencemar Sungai Kahayan. Analisis beban pencemar maksimum air limbah kelapa sawit dilakukan menggunakan program pemodelan Qual2Kw. Sungai Kahayan mengalami pencemaran bahan organik yang ditandai dengan tingginya konsentrasi BOD, TSS, dan rendahnya kadar DO. Aktivitas industri kelapa sawit, baik dari limbah cair pabrik maupun limbah perkebunan, memberikan kontribusi signifikan terhadap pencemaran tersebut. Model Qual2Kw yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengevaluasi jumlah maksimum beban pencemar yang dapat diterima oleh Sungai Kahayan dan melakukan skenario penurunan beban pencemar. Berdasarkan validasi model, hasil simulasi menunjukkan kesesuaian dengan kondisi lapangan dengan tingkat kesalahan (RMSPE) sebesar 10%. Hasil simulasi menunjukkan bahwa daya tampung beban pencemar (DTBP) Sungai Kahayan untuk parameter BOD sudah terlampaui, sehingga tidak ada alokasi beban pencemar air limbah industri kelapa sawit yang boleh masuk ke sungai. Skenario penurunan beban pencemar melalui pengurangan konsentrasi dan debit air limbah pabrik kelapa sawit serta pembatasan pembukaan lahan perkebunan hanya dapat menurunkan beban pencemar hingga 38,46%, namun masih berada di atas baku mutu air kelas II.
ISSN:2962-4738
2962-4584
DOI:10.59188/jcs.v3i3.653