EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN TETAS SEMI OTOMATIS DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI AYAM ARAB (Gallus turcicus)

Mesin penetasan telur semi otomatis berfungsi untuk membantu peternak dalam menetaskan telur ayam arab secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian efektifitas penggunaan mesin tetas semi otomatis yakni untuk mengetahui persentase fertilitas dan daya tetas telur ayam arab pada suhu yang berbeda. Pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJournal of Scientech Research and Development Vol. 4; no. 2; pp. 353 - 361
Main Authors Suriani, Wa Ode Suriani, Heru Nugroho, Heru Nugroho, I Wayan Sura, I Wayan Sura, Sani Wanti, Sani Wanti
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 15.02.2023
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Mesin penetasan telur semi otomatis berfungsi untuk membantu peternak dalam menetaskan telur ayam arab secara efektif dan efisien. Tujuan penelitian efektifitas penggunaan mesin tetas semi otomatis yakni untuk mengetahui persentase fertilitas dan daya tetas telur ayam arab pada suhu yang berbeda. Penelitian dilaksanakan menggunakan telur ayam arab sebanyak 90 butir. Prosedur Penelitian pertama Penyiapan Telur Tetas yakni sebelum telur dimasukan kedalam mesin tetas otomatis, terlebih dahulu di bersihkan sehingga permukaan cangkang telur terlihat rapi dan bersih. Kedua sebelum telur dimasukan mesin tetas di jalankan kurang lebih selama 3 hari, untuk mendapatkan suhu yang stabil, setelah itu dibersihkan menggunakan larutan formalin atau fumigasi agar terhindar dari bakteri yang dapat mempengaruhi perkembangan emrio. Ketiga Penempatan Telur Dalam Mesin Tetas di bagi dalam tiga kelompok, yang di tempatkan dalam tiga buah mesin tetas semi otomatis dengan masing-masing suhu yang berbeda, yaitu 30 butir diletakkan padamesin tetas (P1) dengan suhu 36-3700C, dan 30 butir diletakkan pada mesin tetas (P2) dengan suhu 38-3900C, dan 30 butir diletakkan pada mesin tetas (P3) dengan suhu 40-4100C. (P1) dengan suhu 36-3700C, (P2) dengan suhu 38-390 0C, dan (P3) dengan suhu 40-4100C. Parameter yang diamati dalam penelitian yaitu fertilitas dan daya tetas. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu (P1) dengan suhu 36-3700C, adalah suhu yang terbaik untuk melakukan penetasan.
ISSN:2715-6974
2715-5846
DOI:10.56670/jsrd.v4i2.85