STRATEGI POLITIK PASANGAN NANANG-PANDU DALAM KONTESTASI PEMILUKADA LAMPUNG SELATAN TAHUN 2020

Kontestasi pemilihan umum kepala daerah merupakan salah satu tanda keberadaan demokrasi di Indonesia. Persaingan para kandidat dalam kontestasi pemilihan kepala daerah tentunya memerlukan strategi untuk mendapatkan suara masyarakat secara luas. Berdasarkan hasil rekapitulasi angka partisipasi masyar...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJURNAL POLINTER : KAJIAN POLITIK DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL Vol. 7; no. 1; pp. 1 - 22
Main Authors Amantha, Goestyari Kurnia, Ferdian, Komang Jaka
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 28.06.2021
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Kontestasi pemilihan umum kepala daerah merupakan salah satu tanda keberadaan demokrasi di Indonesia. Persaingan para kandidat dalam kontestasi pemilihan kepala daerah tentunya memerlukan strategi untuk mendapatkan suara masyarakat secara luas. Berdasarkan hasil rekapitulasi angka partisipasi masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan hanya 64,77% artinya dibawah target nasional 77,5%. Sedikitnya partisipasi masyarakat tentunya menjadi menarik untuk melihat bagaimana strategi politik pasangan Nanang-Pandu dalam memaksimalkan perolehan suara hingga memenangkan kontestasi pemilahan umum kepala daaerah Lampung Selatan Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode desktiptif kualitatif dimana data yang diperoleh berupa uraian-uraian yang dapat menjelaskan dan memberikan gambaran atas fenomena yang sedang diteliti. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang kemudian dihimpun dan dianalisis untuk selanjutnya dilakukan triangulasi sumber sebagai proses keabsahan data. Menangnya pasangan Nanang-Pandu dapat diidentifikasi dengan menggunakan teori SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan Nanang-Pandu mampu mengatasi faktor eksternal dan internal selama proses pemilihan kepala daerah. Kedua pasangan mampu memaksimalkan kekuatan (strength) dalam merebut suara pemilih di Lampung Selatan, mampu memanfaatkan peluang (opportunities), mampu mengatasi kelemahan (weaknesses) dan meminimalisir ancaman (threats) yang ada. Keberhasilan kedua pasangan dalam menjalankan strategi tentu saja tidak lepas dari adanya kerjasama tim, partai pengusung, koalisi pendukung, tim sukses dan seluruh jajaran simpatisan. Terlebih pasangan Nanang-Pandu memiliki pendukung yang loyal.  
ISSN:2406-7776
2460-0903
DOI:10.52447/polinter.v7i1.4578