UJI AKTIVITAS TABIR SURYA FRAKSI ETIL ASETAT DAUN PETAI BELALANG (Archidendron clypearia (Jack) Nielson) SECARA IN VITRO DAN IN VIVO

Tabir surya merupakan sediaan yang mengandung senyawa yang mampu menyerap dan memantulkan sinar ultraviolet. Paparan radiasi  berlebihan  pada  kulit  dapat  menimbulkan  eritema  dan  pigmentasi  pada  kulit.  Fraksi  etil  asetat  daun  petai  belalang (Archidendron clyperia (Jack) Nielson) mengan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol. 11; no. 1; pp. 32 - 38
Main Authors Risman, Melati, Furi, Mustika, Agustini, Tiara Tri, Muharni, Septi, Djohari, Meiriza
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 30.06.2022
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Tabir surya merupakan sediaan yang mengandung senyawa yang mampu menyerap dan memantulkan sinar ultraviolet. Paparan radiasi  berlebihan  pada  kulit  dapat  menimbulkan  eritema  dan  pigmentasi  pada  kulit.  Fraksi  etil  asetat  daun  petai  belalang (Archidendron clyperia (Jack) Nielson) mengandung senyawa bioaktif yang berkhasiat sebagai obat, salah satunya senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang mampu menyerap secara spesifik radiasi sinar UV sehingga sebagai penyerap kimia (Chemical absorber). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas tabir surya dari fraksi etil asetat daun petai belalang secara in vitro menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis yang ditentukan dengan menghitung nilai % Transmisi eritema (% Te), nilai % Transmisi pigmentasi (% Tp), dan nilai Sun Protection Factor (SPF). Serta pengujian secara in vivo dengan mengamati efek terjadinya eritema pada kulit hewan uji yang disinari dengan sinar UV. Hasil analisis secara in vitro menunjukkan bahwa  fraksi  etil asetat  daun petai belalang (Archidendron  clyperia  (Jack) Nielson) mampu  memberikan  aktivitas tabir surya kategori proteksi ultra pada konsentrasi 1000; 750 dan 500 µg/mL dengan nilai SPF yaitu 30; 28 dan 22, kemudian pada pengujian secara in vivo dengan analisis ANOVA satu arah didapatkan bahwa fraksi etil asetat daun petai belalang (Archidendron clyperia (Jack) Nielson) mampu  menghambat  timbulnya  eritema  pada  hewan  uji  secara  signifikan  (p<0,05) terhadap  semua  kelompok perlakuan, dengan diameter eritema yang terbentuk pada konsentrasi 1000; 750 dan 500 µg/mL menghasilkan skor eritema 1 yang berarti eritema yang dihasilkan sangat sedikit. Kata kunci: Archidendron clyperia (Jack) Nielson; Eritema; in vitro; in vivo; SPF; Tabir surya;
ISSN:2302-187X
2656-3614
DOI:10.51887/jpfi.v11i1.1011