Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita Di Kabupaten Lampung Utara

Status gizi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan, UNICEF menyatakan bahwa hampir 3 dari 10 anak bermasalah gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara T...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJPKM: Jurnal Profesi Kesehatan Masyarakat Vol. 4; no. 2; pp. 85 - 93
Main Authors Timur, Candra Jagat, Irianto, Sugeng Eko, Rahayu, Dewi
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 30.10.2023
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Status gizi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan, UNICEF menyatakan bahwa hampir 3 dari 10 anak bermasalah gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, populasi 49.364 balita dan sampel 100 balita dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Analisis data menggunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan chi-square serta multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan 25% balita mengalami kurang gizi. Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan status gizi balita adalah ASI eksklusif (p= 0,000 dan OR=26,7), status imunisasi dasar(p=0,000 dan OR=2,5), pengetahuan ibu (p=0,000 dan OR=7,1), pendidikan ibu (p=0,029 dan OR=0,9), pendapatan keluarga (p=0,000 dan OR=7,3), dan pola asuh (p=0,010 dan OR=14,5). Variabel yang paling berhubungan dengan status gizi balita adalah ASI eksklusif (OR 26,7), disusul oleh pola asuh (OR 14,5), pendapatan keluarga (OR 7,3) dan pengetahuan ibu (OR 7,1). Kesimpulan balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko mengalami gizi kurang 27 kali lebih tinggi dibandingkan balita yang mendapatkan ASI eksklusif. Rekomendasi adalah pembuatan kebijakan tentang kelompok pendukung ASI dalam membantu memperbaiki ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan menyediakan sarana prasarana ruang laktasi atau ASI yang lebih nyaman dan produktif.
ISSN:2774-8502
2774-8502
DOI:10.47575/jpkm.v4i2.491