Korelasi antara Massa Otot dan Fungsi Kognitif pada Mahasiswi Kedokteran
Hasil penelitian tahun 2018 menunjukkan sebanyak 52,5% dari 217 mahasiswa kedokteran melakukan sedentary lifestyle. Sedentary lifestyle dapat mengakibatkan berkurangnya massa otot sehingga terjadi perubahan sintesis miokin yang memberikan dampak merugikan pada fungsi kognitif. Penelitian ini bertuju...
Saved in:
Published in | Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 29; no. 3; pp. 259 - 266 |
---|---|
Main Authors | , , , |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
02.10.2023
|
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Hasil penelitian tahun 2018 menunjukkan sebanyak 52,5% dari 217 mahasiswa kedokteran melakukan sedentary lifestyle. Sedentary lifestyle dapat mengakibatkan berkurangnya massa otot sehingga terjadi perubahan sintesis miokin yang memberikan dampak merugikan pada fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara massa otot dan fungsi kognitif pada mahasiswi kedokteran. Penelitian menggunakan desain dengan besar sampel 90 mahasiswi yang diambil seluruhnya (total sampling) dari mahasiswa sesuai kriteria penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Tanita Medical Body Composition Analyzer (MC-980MA Plus) dan kuesioner Digit Symbol Substitution Test (DSST). Hasil penelitian didapatkan 38 (42,2%) subjek memiliki massa otot rendah, 47 (52,2%) subjek memiliki massa otot normal, dan 5 (5,6%) subjek memiliki massa otot tinggi. Hasil pemeriksaan fungsi kognitif didapatkan skor dengan median 61 (43-76), 64 (50-100), dan 81 (68-92) berturut-turut pada kelompok massa otot rendah, normal, dan tinggi. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan skor fungsi kognitif antar kelompok massa otot (p = 0,023). Hasil uji Spearman menunjukkan korelasi antara massa otot dan skor fungsi kognitif dengan korelasi lemah (p = 0,008; r = 0,279). Semakin tinggi massa otot, semakin baik fungsi kognitif. |
---|---|
ISSN: | 2686-1437 2686-0201 |
DOI: | 10.36452/jkdoktmeditek.v29i3.2846 |