ANALISIS PEMASARAN PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PENGOLAHAN KERIPIK UBI
Industri pengolahan ubi di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, merupakan bagian dari sektor agro-industri dengan potensi besar namun masih menghadapi beberapa tantangan. Meskipun terdapat beberapa pengrajin yang memproduksi keripik singkong, sebagian besar beropera...
Saved in:
Published in | Jurnal agroqua Vol. 22; no. 1; pp. 180 - 189 |
---|---|
Main Authors | , |
Format | Journal Article |
Language | Indonesian |
Published |
28.06.2024
|
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Industri pengolahan ubi di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, merupakan bagian dari sektor agro-industri dengan potensi besar namun masih menghadapi beberapa tantangan. Meskipun terdapat beberapa pengrajin yang memproduksi keripik singkong, sebagian besar beroperasi dalam skala rumah tangga dan mengalami keterbatasan dalam pemasaran dan penambahan nilai produk. Kendala-kendala ini termasuk akses terbatas terhadap bahan baku singkong dan persaingan pasar yang semakin ketat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemasaran dalam industri pengolahan keripik singkong rumah tangga di desa tersebut. Metode penelitian menggunakan pendekatan purposive dengan populasi 20 pengrajin keripik singkong, yang semuanya menjadi responden menggunakan metode sensus. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis saluran pemasaran, sedangkan untuk marjin pemasaran, hasil penelitian mengungkap bahwa marjin pemasaran rata-rata yang diterima oleh responden adalah Rp. 850, dengan harga jual Rp. 5.000 per bungkus, memungkinkan pengrajin menjual 2.509 bungkus per bulan. Marjin pemasaran yang signifikan juga akan membawa keuntungan substansial bagi produsen terkait produk keripik singkong yang telah diolah. Dengan marjin pemasaran yang cukup besar yang dihasilkan oleh setiap pengrajin, semua responden menganggap pengolahan keripik singkong sebagai usaha rumah tangga utama mereka.
The cassava processing industry in Pasar Pedati Village, Pondok Kelapa District, Central Bengkulu Regency, is part of the agro-industrial sector with significant potential but still faces several challenges. Despite the presence of several craftsmen producing cassava chips, most operate on a household scale and encounter limitations in marketing and product value-added. These constraints include limited access to cassava raw materials and increasingly tight market competition. Therefore, this study aims to analyze marketing in the household cassava chips processing industry in the village. The research method used a purposive approach with a population of 20 cassava chip craftsmen, all of whom were respondents using a census method. Descriptive analysis was employed to analyze marketing channels, while for marketing margins, the research results revealed that the average marketing margin received by respondents was Rp. 850, with a selling price of Rp. 5,000 per packet, enabling craftsmen to sell 2,509 packets per month. A significant marketing margin will also bring substantial profits to producers regarding the processed cassava chip products. With sufficiently large marketing margins generated by each craftsman, all respondents consider cassava chip processing as their primary household business. |
---|---|
ISSN: | 0216-6585 2598-4071 |
DOI: | 10.32663/ja.v22i1.4456 |