Perbandingan Kandungan Phospor Lahan Gambir Setelah Penanaman 30 Tahun Terhadap Lahan Hutan Sekitar

Gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional dari Provinsi Sumatera Barat dan Riau. Tanaman gambir termasuk dalam famili Rubiaceae. Dalam proses budidayanya, tanaman gambir masih dibudidayakan secara tradisional, dan untuk membuka lahan petani masih memakai metode p...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inLUMBUNG Vol. 17; no. 2; pp. 89 - 94
Main Authors Afner, Synthia Ona Guserike, Marta, Andrik, Batubara, Fanny Yuliana
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 15.07.2018
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional dari Provinsi Sumatera Barat dan Riau. Tanaman gambir termasuk dalam famili Rubiaceae. Dalam proses budidayanya, tanaman gambir masih dibudidayakan secara tradisional, dan untuk membuka lahan petani masih memakai metode pembakaran. Petani dalam melakukan budidaya gambir lebih mengandalkan kesuburan lahan tanpa melakukan pemupukan, sehingga umur produktifnya hanya 5-6 tahun, karena tanaman sudah tidak subur. Pembakaran lahan memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem, salah satunya terhadap kandungan unsur hara. Jenis analisis kimia tanah yang dilakukan meliputi : Analisis sifat kimia: (1) penetapan pH H2O, (2) penetapan P tersedia,(3) Analisis sifat fisika dibatasi hanya Tekstur saja.Pembakaran dapat menghilangkan komponen air dan organik dari bahan tumbuhan (serasah, tegakan) dan meninggalkan sisa berupa bahan endapan yang disebut abu. abu dikatakan mengandung konsentrat hara yang kaya Ca, Mg, K, dan P yang bersifat mobile. Dalam keadaan normal, unsur-unsur hara dalam tumbuhan yang semula berasal dari tanah dibebaskan secara berangsur-angsur oleh proses dekomposisi biologi dan masuk kembali ke dalam tanah.  Dengan metode tebang-bakar lahan yang memiliki kandungan unsur hara terbaik berada pada lahan yang baru dibuka. Hal ini disebabkan oleh variasi vegetasi yang menjadi sumbangan abu yang masuk ke dalam tanah lebih banyak dibandingkan dengan usia penggunaan lahan lain. Dari keseluruhan pengamatan, unsur P menunjukkan nilai tertinggi yaitu sebesar 111,54 ppm sedangkan lahan hutan disekitarnya hanya memiliki nilai P sebesar 4,87 ppm dan 8,97 ppm. Hal ini membuktikan bahwa pembakaran meningkatkan kapasitas sorpsi P pada permukaan abu.
ISSN:1412-1948
2655-3422
DOI:10.32530/lumbung.v17i2.39