Analisis Kesesuaian Lahan Kering Kabupaten Bima Untuk Produksi Kedelai

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah salah satu dari 3 provinsi di Indonesia sebagai penghasil komoditas kedelai. Komoditas ini di Provinsi NTB dikembangkan sebagai menunjang komoditas kedelai nasional, yang selama ini masih dilakukan impor. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bima, sebagai...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal Planoearth Vol. 6; no. 1; p. 42
Main Authors Dewi, Tribhuana Tungga, Sjah, Taslim, Sukartono, Sukartono, Dipokusumo, Bambang, Herawati, Nani
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 10.10.2021
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah salah satu dari 3 provinsi di Indonesia sebagai penghasil komoditas kedelai. Komoditas ini di Provinsi NTB dikembangkan sebagai menunjang komoditas kedelai nasional, yang selama ini masih dilakukan impor. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bima, sebagai salah satu wilayah kabupaten di Provinsi NTB yang berpotensi dalam pengembangan komoditas kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kelas kesesuaian lahan dalam pengembangan tanaman pangan, terutama tanaman kedelai (glycine max L merril) di Kabupaten Bima. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan rekomendasi terkait kesesuaian lahan serta dapat dijadikan dasar pengembangan budidaya tanaman kedelai pada lahan kering. Metode penelitian yang digunakan yaitu  metode survei dan metode pengumpulan data sekunder berupa peta dan data spasial dari instansi yang terkait. Pengelompokan kelas kesesuaian lahan pada setiap unit lahan menggunakan sistim overlay atau tumpang tepat dengan berpedoman pada kriteria kesesuaian lahan tanaman kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan kering actual, pada kelas cukup sesuai (S2) adalah seluas 3.244,20 ha dengan prosentase sebesar 20,12%; kelas kesesuaian lahan kering sesuai marginal (S3) seluas 28.108,12 ha dengan prosentase 78,43%; dan kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) sebesar 744 ha dengan prosentase paling kecil yaitu 1,45%. Dengan demikian, potensi lahan kering untuk pengembangan tanaman kedelai (glycine max L merril) di Kabupaten Bima sangat besar yaitu 31.352,32 ha.Abstract:  West Nusa Tenggara (NTB) Province, is one of 3 provinces in Indonesia as a producer of soybean commodity. This commodity in NTB Province was developed to support the national soybean commodity, which has been still imported. This research was conducted in Bima Regency as one of the districts in NTB Province which has the potential for developing soybean commodities. This study aims to map land suitability classes for the development of food crops, especially soybean (glycine max (L.) Merrill) in Bima Regency. This research is useful as information and recommendations related to land suitability and can be used as a basis for developing soybean cultivation on dry land. The research method used is the survey method and secondary data collection methods such as maps and spatial data from related agencies. Classification of land suitability classes for each land unit uses an overlay or overlapping system based on criteria of the land suitability for soybean crops. The results showed that suitability class of dry land quite suitable (S2) is 3,244.20 ha with a percentage of 20.12%; suitability class of dry land marginally suitable (S3) covering an area of 28,108.12 ha with a percentage of 78.43%; and unsuitable land suitability class (N) is 744 ha with the smallest percentage of 1.45%. Therefore, the potential of dry land for the development of soybean crop  (Glycine max (L.) Merrill) in Bima is very large, that is 31,352.32 ha or 98.55% of the total dry land in Bima Regency.
ISSN:2502-5031
2615-4226
DOI:10.31764/jpe.v6i1.4904