Fact Checking dan Digital Hygiene: Penguatan Literasi Digital sebagai Upaya Mewujudkan Masyarakat Cerdas Anti Hoaks
Perkembangan teknologi digital dan ekosistem media telah menimbulkan kerentanan publik terhadap munculnya hoaks, berita palsu serta ujaran kebencian. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat penyebaran hoaks sangat tinggi hingga mencapai 800 ribu konten per tahun. Hoaks yang te...
Saved in:
Published in | PARAHITA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3; no. 2; pp. 77 - 85 |
---|---|
Main Authors | , , |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
06.01.2023
|
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Perkembangan teknologi digital dan ekosistem media telah menimbulkan kerentanan publik terhadap munculnya hoaks, berita palsu serta ujaran kebencian. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat penyebaran hoaks sangat tinggi hingga mencapai 800 ribu konten per tahun. Hoaks yang terutama menyebar lewat media sosial bisa berbentuk provokasi dan hate speech yang terkait SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan). Pondok pesantren sebagai lembaga keagaamaan kerap digunakan sebagai sasaran hoaks dan ujaran kebencian untuk berbagai kepentingan. Sesuai data Badan Pusat Statistik, jumlah pondok pesantren di Jawa Tengah saat ini sebanyak 5.850 dengan 49.832 ustadz dan 507.853 santri. Dari beberapa penelitian menunjukan, rendahnya literasi digital dari kalangan termasuk pesantren menjadi kelompok yang rawan terprovokasi. Di era digital dan media sosial, kelompok rawan ini sangat mungkin menyalurkan ketidakpuasannya dalam aksi yang meresahkan masyarakat. Untuk mencegah kalangan pesantren khususnya humas dan pengelolanya agar tidak rawan terprovokasi hoaks dan ujaran kebencian, perlu memberikan pembekalan ketrampilan fact checking dan digital hygiene. Berdasarkan situasi tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui skim Program Kemitraan Masyarakat ini melakukan pendampingan kepada humas dan pengelola pondok pesantren di wilayah Solo Raya dengan target mereka akan mampu menerapkan fact checking tools dan digital hygiene sehingga dalam waktu dekat akan mengurangi jumlah penyebaran hoaks. |
---|---|
ISSN: | 2745-6609 2745-6609 |
DOI: | 10.25008/parahita.v3i2.85 |