LANGKAH MELESTARIKAN GOLOK WALAHIR SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT SINDANGKERTA TASIKMALAYA

Preserving the cultural identity of the region is the absolute responsibility of all elements of society, as without it, there would be no national identity. Golok Walahir is a crucial cultural artifact from the village of Walahir Sindangkerta, Tasikmalaya, West Java. With the passing of the last sk...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inGorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13; no. 1; p. 238
Main Authors Muttaqin, Zulkarnain, Pebriyani, Nyoman Dewi, Suharto, Suharto
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 23.06.2024
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Preserving the cultural identity of the region is the absolute responsibility of all elements of society, as without it, there would be no national identity. Golok Walahir is a crucial cultural artifact from the village of Walahir Sindangkerta, Tasikmalaya, West Java. With the passing of the last skilled blacksmith, Puh Bihot, in 1955, there are no more successors to the maker of Golok Walahir. It is imperative that we take immediate and decisive action to ensure the preservation of Golok Walahir as a fundamental cultural symbol of Walahir Sindangkerta. This study aims to provide clear and actionable steps for the preservation of Golok Walahir for the younger generation. Using qualitative descriptive methods, the research conducted in the village of Walahir involved rigorous fieldwork and data literacy research. The obtained data from the elders and local residents, in combination with previous research and field observations, has been analyzed and structured into a compelling narrative that will resonate with the younger generation and the wider community. The outcomes of this study have resulted in concrete steps for the transfer of information regarding Golok Walahir such as oral, written, digital platform anf prototyping wich is adapted to the needs of the younger generation. In conclusion, it is crucial to undertake precise measures to transfer this preservation information to the younger generation, allowing Golok Walahir to endure as a key cultural identity of Walahir Sindangkerta.Keywords: golok, preservation, sindangkerta, walahiAbstrakMelestarikan identitas budaya daerah adalah kewajiban seluruh elemen masyarakat, karena tanpanya tidak akan ada identitas nasional. Golok Walahir adalah salah satu wujud artefak budaya dari desa Walahir Sindangkerta Tasikmalaya Jawa Barat yang sudah tidak ada lagi penerus pembuatnya, empu pandai besi terakhir yaitu Puh Bihot meninggal pada tahun 1955. Dengan tidak adanya lagi penerus pandai besi pembuat golok Walahir, diperlukan upaya pelestarian agar golok Walahir tetap dapat dijadikan sebagai salah satu identitas budaya Walahir Sindangkerta. Pengkajian ini bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah pelestarian golok Walahir bagi generasi muda. Metode yang digunakan kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan di desa Walahir, dilakukan selama lima hari dilanjutkan dengan penelitian melalui literasi data selama tiga bulan. Data tentang golok Walahir yang didapatkan dari sesepuh dan warga adat Walahir melalui wawancara, hasil penelitian sebelumnya dan observasi lapangan yang peneliti lakukan dianalisa lalu dideskripsikan menjadi sebuah narasi yang dapat diterima oleh generasi muda dan masyarakat umum. Hasil dari pengkajian ini adalah langkah langkah alih informasi golok Walahir berupa penuturan lisan, tulisan, platform digital dan prototyping golok yang disesuaikan dengan kebutuhan generasi muda. Kesimpulan dari pengkajian ini adalah diperlukan langkah alih informasi pelestarian golok Walahir yang tepat bagi generasi muda sebagai penerus agar golok Walahir lestari sebagai salah satu identitas budaya Walahir Sindangkerta.Kata Kunci: golok, pelestarian, sindangkerta, walahir Authors:Zulkarnain Muttaqin : Institut Seni Indonesia DenpasarNyoman Dewi Pebriyani : Institut Seni Indonesia DenpasarSuharto : Institut Seni Indonesia Denpasar ReferencesAwa, P. (2014, Mei 1). Wawancara golok Walahir. (T. Z. M, Interviewer)Awa, P. (2023, Oktober 9). Wawancara golok Walahir II. (T. Z. M, Interviewer)Devanny Gumulya, M. (2017). Desain Sebagai Strategi di Rencana Bisnis Desain Produk Tas Dengan Pendekatan Teori Semantik. IDEALOG, 275-287.Dolly Simon Kristian, A. F. (2015). Pengembangan Sistem ReplikasiI dan Redundansi Untuk Meningkatkan Kehandalan Basisdata MYSQL . Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 523.Husni Mubarat, H. I. (2024). Visualisasi dan Makna Filosofis Tanjak Sebagai Ikon Budaya Lokal Pada Struktur Bangunan Di Kota Palembang. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 148.Lestamega, V. M. (2024). Kajian Estetika Perupa Muda Lukisan Ridha Nursafitri Berjudul: Hedonisme Dalam Pandangan Hidup Minangkabau. Gorga: Jurnal seni Rupa, 151.Muttaqin, T. Z. (2015, 9 16). Rekonstruksi Visual Golok Walahir oleh Pak Awa Sebagai Upaya Pelestarian Identitas Budaya Masyarakat Desa Sindangkerta Kabupaten Tasikmalaya. hal. 149.Muttaqin, T. Z. (2019). Golok Walahir Sebagai Identitas Budaya Masyarakat Desa Sindangkerta Kabupaten Tasikmalaya. ATRAT, 41-50.Nurhandayani, E. F., & Zam, R. (2024). Perancangan logo ' batar fun' sebagai identitas visual dalam board game matematika. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 194.Prasetyo, A. A. (2022). Golok Sebagai Identitas Budaya Betawi. Bekasi: Universitas Mercu Buana.Samson. (2024, April 18). Pewarisan. (T. Z. M, Interviewer)Sernilia Malino, Z. S. (2023). Kajian Organologi Musik Pompang Toraja: Bentuk, Fungsi, dan Makna. Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni,, 87-105.Sulasno, W. F. (2020). Application of Legal Protection of Cultural Products Intellectual Property Machetes Ciomas in the District of Ciomas Regency of Serang. Literatus, 78-86.Zainuri Sabta Nugraha, F. K. (2019). Refleksi Pembelajaran Anatomi Pada Mahasiswa Kedokteran Fase Ketiga Melalui Applied and Clinical Question. Refleksi pembelajaran alternatif, 21-27.
ISSN:2301-5942
2580-2380
DOI:10.24114/gr.v13i01.59493