POTENSI PENERAPAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) DI KAWASAN SEKITAR STASIUN LEMPUYANGAN

Transit oriented development merupakan konsep pengembangan lokasi dengan beragam penggunaan lahan di kawasan stasiun transit untuk mengurangi tingkat ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi penerapan Transit Oriented Development di Kawasan Sekitar Sta...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inDesa-Kota Vol. 4; no. 1; p. 87
Main Authors Janatra, Adi, Rahayu, Paramita, Istanabi, Tendra
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 24.03.2022
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Transit oriented development merupakan konsep pengembangan lokasi dengan beragam penggunaan lahan di kawasan stasiun transit untuk mengurangi tingkat ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi penerapan Transit Oriented Development di Kawasan Sekitar Stasiun Lempuyangan. Menurut Peraturan Daerah DIY Nomor 5 Tahun 2019 tentang RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2019 – 2039 pasal 14 Nomor 4, Stasiun Lempuyangan akan dikembangkan sebagai kawasan transit oriented development seiring dengan dibangunnya Bandara Yogyakarta International Airport di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Namun, ada beberapa permasalahan yang terdapat di Kawasan Sekitar Stasiun Lempuyangan, yaitu kurang teraturnya kepadatan bangunan di seluruh Kawasan Sekitar Stasiun Lempuyangan yang mengakibatkan kepadatan bangunan eksisting di kawasan tersebut tidak merata. Penataan penggunaan lahan eksisting di kawasan tersebut juga bermasalah karena terbatasnya ketersediaan lahan yang mengakibatkan fungsi dari masing-masing penggunaan lahan kurang maksimal. Metode penelitian yang diterapkan adalah kuantitatif dan metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur kesiapan Kawasan Stasiun Lempuyangan sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD) berdasarkan penggunaan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang. Kesesuaian tersebut dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: persentase penggunaan lahan, ketersediaan fasilitas umum, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, kepadatan hunian, tinggi bangunan, jumlah hunian, dan tipe hunian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan data sekunder dari instansi terkait. Berdasarkan dari hasil skoring, didapatkan persentase indikator yang sesuai dengan konsep transit oriented development sebesar 41,6%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Kawasan Stasiun Lempuyangan belum siap sebagai kawasan transit oriented development dan masih harus dilakukan peningkatan pemenuhan indikator, yaitu koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dimensi blok, tinggi bangunan, dan tipe hunian untuk mencapai kesesuaian dengan konsep transit oriented development.
ISSN:2656-5528
2656-5528
DOI:10.20961/desa-kota.v4i1.55017.87-102