Hubungan laju detak jantung dengan rehospitalisasi pada penderita gagal jantung di RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali, Indonesia

• Published in: Intisari Sains Medis (ISM) (Manado) Vol. 14; no. 1; pp. 416 - 420
• Main Authors: Pradnyani, Ni Komang Yovita Mirah, Antara, I Made Putra Swi, Wita, I Wayan, Suastika, Luh Oliva Saraswati
• Format: Journal Article
• Language: English
• Published: 30.04.2023
• ISSN: 2089-9084; 2503-3638
• DOI: 10.15562/ism.v14i1.1623

Background: Heart failure is one of the main causes of death in Indonesia. Many factors can cause it, and one factor which is still being debated is heart rate. This research aims to find the correlation between heart rate and rehospitalization in patients with heart failure at Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Hospital, Denpasar, Bali. Methods: Cross-sectional analytical research design is used in this research. The data are taken through consecutive sampling methods from medical records and hospital management information systems, starting from January 2021 - January 2022. The research subjects are the patients who have undergone heart failure hospitalization at the Integrated Cardiac Service (PJT) in Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah Hospital. The heart rate is taken at the time the patients are discharged after being hospitalized. The bivariate data are analyzed with Spearman correlation and simple regression tests. Results: Most of the study respondents were male (54.10%), did not have a history of CHD (77.60%), did not have hypertension (54.10%), did not smoke (70.60%), their heart rate was not optimal (≥70 times/minute) (74.10%), and more than 1 hospitalization (51.80%). Based on the results of the bivariate analysis of 85 samples; there are ≥70 with non-optimal heart rate, and there are 60,3 who underwent rehospitalization (>1 hospitalization) (p = 0.007; r=0.290). Conclusion: This research concludes that heart rate has both significant and weak correlation in increasing the risk of rehospitalization in patients with heart failure. It is not just a single factor, since it is also influenced by hypertension.   Latar Belakang: Penyakit gagal jantung adalah salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab gagal jantung. Salah satu faktor yang masih menjadi perdebatan adalah laju detak jantung. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan laju detak jantung dengan rehospitalisasi pada penderita gagal jantung di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar Bali. Metode: Desain penelitian potong-lintang analitik dilakukan Data diambil dengan metode consecutive sampling dari rekam medis dan sistem informasi manajemen rumah sakit dari periode januari 2021 sampai januari 2022. Subjek penelitian adalah pasien yang mengalami hospitalisasi gagal jantung di pelayanan jantung terpadu (PJT) RSUP Prof.Dr. I.G.N.G. Ngoerah. Laju detak jantung diambil pada saat pasien dipulangkan setelah mengalami hospitalisasi. Analisis data secara bivariat dengan uji korelasi spearman dan regresi sederhana. Hasil: Sebagian besar responden penelitian berjenis kelamin laki-laki (54,10%), tidak memiliki riwayat PJK (77,60%), tidak hipertensi (54,10%), tidak merokok (70,60%), laju detak jantung tidak optimal (≥70 kali/menit) (74,10%), dan lebih dari 1 kali rawat inap (51,80%). Berdasarkan hasil analisis secara bivariat dari 85 sampel. Pada laju detak jantung tidak optimal ≥70 yang mengalami rehospitalisasi >1 kali rawat inap 60,3 (p = 0,007; r=0,290). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah laju detak jantung berhubungan signifikan dan lemah dalam meningkatkan risiko rehospitalisasi pada penderita gagal jantung. Laju detak jantung bukan merupakan faktor tunggal melainkan dipengaruhi juga oleh faktor hipertensi.