Hubungan Antar Sektor dan Daerah dalam Perekonomian Provinsi Su-matera Barat Tahun 2016 (An Inter-Regional Input-Output Analysis)
Kinerja perekonomian di suatu daerah tidak hanya dapat dilihat melalui kontribusi suatu sektor terhadap total perekonomian di daerah tersebut, namun juga dapat dilihat berdasarkan keterkaitan sektor tersebut terhadap sektor lainnya. Artinya, bagaimana suatu sektor mampu mempengaruhi dan memberikan e...
Saved in:
Published in | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia Vol. 1; no. 3; pp. 244 - 260 |
---|---|
Main Authors | , |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
29.12.2021
|
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Kinerja perekonomian di suatu daerah tidak hanya dapat dilihat melalui kontribusi suatu sektor terhadap total perekonomian di daerah tersebut, namun juga dapat dilihat berdasarkan keterkaitan sektor tersebut terhadap sektor lainnya. Artinya, bagaimana suatu sektor mampu mempengaruhi dan memberikan efek terhadap aktivitas sektor-sektor ekonomi lainnya di daerah tersebut. Kontribusi suatu sektor terhadap total perekonomian, serta keterkaitan yang terjadi antar sektor akan memberikan gambaran menyeluruh terkait integrasi dalam pembangunan ekonomi di suatu daerah. Salah satu alat yang dapat digunakan adalah Tabel Input-Output Regional (Tabel I-O Regional). Tabel I-O Regional disusun untuk menyajikan gambaran hubungan timbal-balik dan saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian di suatu daerah selama periode tertentu (biasanya satu tahun). Selain itu, untuk memperlihatkan peranan dari masing-masing daerah dan adanya saling ketergantungan antar daerah tersebut, juga digunakan Inter-Regional Input-Output (Tabel IRIO). Pada tulisan ini, daerah yang menjadi fokus analisis adalah Provinsi Sumatera Barat, dengan menggunakan Tabel I-O Sumatera Barat berukuran 17x17 lapangan usaha serta Tabel IRIO 17 lapangan usaha x 34 provinsi yang diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa 4 lapangan usaha yang teridentifikasi sebagai nasional key sectors, dimana 3 lapangan usaha pertama juga merupakan local key sectors, yaitu: lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas (D), Transportasi dan Pergudangan (H), Informasi dan Komunikasi (J) , serta Industri Pengolahan (C). Selain itu, jika terjadi perubahan permintaan akhir di Provinsi Sumatera Barat, maka provinsi yang akan menerima dampak limpahan (spillover output dan NTB) terbesar adalah ke provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, terutama provinsi DKI Jakarta. Di sisi lain, Provinsi Sumatera Barat akan memperoleh dampak limpahan (spillover output dan NTB) terbesar jika terjadi perubahan permintaan akhir di provinsi-provinsi di Pulau Sumatera, terutama Provinsi Jambi. |
---|---|
ISSN: | 2777-0028 2777-0028 |
DOI: | 10.11594/10.11594/jesi.01.03.10 |