Gambaran Status Gizi terhadap Riwayat Sindrom Metabolik pada Lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya
Latar Belakang: Peningkatan lingkar pinggang, peningkatan kadar trigliserida darah, penurunan kadar high density lipoprotein (HDL), peningkatan tekanan darah, dan intoleransi glukosa adalah gejala sindrom metabolik (SM). Seseorang dianggap memiliki sindrom metabolik (SM) jika dia menunjukkan tiga da...
Saved in:
Published in | Media Gizi Kesmas Vol. 12; no. 2; pp. 773 - 778 |
---|---|
Main Authors | , |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
30.11.2023
|
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Latar Belakang: Peningkatan lingkar pinggang, peningkatan kadar trigliserida darah, penurunan kadar high density lipoprotein (HDL), peningkatan tekanan darah, dan intoleransi glukosa adalah gejala sindrom metabolik (SM). Seseorang dianggap memiliki sindrom metabolik (SM) jika dia menunjukkan tiga dari lima gejala yang tercantum dalam kriteria diagnostic khusus Asia yang dimodifikasi oleh National Cholesterol Education Program (NCEP). Pentingnya pengelolaan gizi lansia dalam suatu kelompok diharapkan meningkatkan kualitas hidup lansia termasuk pada kelompok lansia di panti sosial. Data penelitian tahun sebelumnya, 80% lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya mengalami malnutrisi dan penurunan berat badan, serta memiliki asupan kurang. Selain itu, 64,8% menderita hipertensi, 33% dengan asam urat, 27,8% dengan hiperkolesterolemia, dan 13% menderita diabetes mellitus, serta lebih dari 20% mengalami multiple disease. Tujuan: untuk mengetahui gambaran tentang status gizi lansia terhadap riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya dan menganalisis hubungan antara status gizi dengan riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross sectional untuk mengetahui gambaran status gizi terhadap riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya. Variabel penelitian adalah status gizi dan riwayat sindroma metabolik. Instrumen yang digunakan adalah form kuesioner karakteristik responden yang berisi nama, jenis kelamin, umur, dan pendidikan serta form MNA (Mini Nutritional Assessment). Besar sampel adalah 60 orang lansia dipilih menggunakan simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 26 lansia (43,3%) memiliki riwayat sindroma metabolik yaitu 8 lansia laki-laki dan 18 lansia perempuan. Satus gizi menurut MNA terdapat 36 lansia berisiko malnutrisi dan 2 mengalami malnutrisi. Status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) yaitu 9 orang lansia mengalami gizi kurang, 31 gizi normal, dan 20 gizi lebih. Kondisi Malnutrisi menurut MNA menunjukkan hasil tidak ada hubungan (p=0,139) dengan riwayat sindrom metabolik, sedangkan kondisi malnutrisi berdasar IMT memiliki hubungan (p<0,001) dengan riwayat sindrom metabolik. Kesimpulan: Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah status gizi lebih (IMT³25) memiliki hubungan terhadap riwayat sindroma metabolik. |
---|---|
ISSN: | 2301-7392 2745-8598 |
DOI: | 10.20473/mgk.v12i2.2023.773-778 |