Gambaran Epidemiologi Kasus Tuberkulosis di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019-2021

Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi permasalahan kesehatan dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok penyakit menular yang menempati peringkat kedua setelah Covid-19. Kabupaten Sidoarjo dengan kasus tuberkulosisnya selalu menempati peringkat ketiga terbany...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inMedia Gizi Kesmas Vol. 12; no. 2; pp. 947 - 954
Main Authors Kartika, Prima, Qurniyawati, Eny
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 30.11.2023
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Latar Belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi permasalahan kesehatan dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok penyakit menular yang menempati peringkat kedua setelah Covid-19. Kabupaten Sidoarjo dengan kasus tuberkulosisnya selalu menempati peringkat ketiga terbanyak untuk penyumbang kasus di Jawa Timur selama tahun 2019-2021. Tujuan: Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran kasus tuberkulosis di Kabupaten Sidoarjo selama tahun 2019-2021 berdasarkan pendekatan epidemiologi yakni orang, tempat, dan waktu. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan analisis secara time series dengan interval waktu tertentu. Penelitian ini memberikan gambaran kasus Tuberkulosis di Kabupaten Sidoarjo pada  tahun2019-2021 berdasarkan publikasi data sekunder seperti Profil Kesehatan wilayah setempat dan data pendukung lainnya. Adapun variabel yang diteliti meliputi jenis kelamin, tempat berdasarkan wilayah kecamatan, kepadatan penduduk, dan waktu. Hasil: Jumlah kasus tuberkulosis di Kabupaten Sidoarjo selama tahun 2019-2021 menunjukkan peningkatan kecuali di  tahun 2021. Penurunan jumlah laporan kasus pada tahun 2021 selaras dengan beberapa penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh dari pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020. Kasus yang dilaporkan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perbedaan gaya hidup dan perilaku. Tingginya kasus Human Immunodeficiency Virus di Sidoarjo dapat meningkatkan kerentanan mereka untuk juga terinfeksi bakteri tuberkulosis yang disebabkan kondisi sistem imun yang lebih lemah dibandingkan dengan kelompok masyarakat dengan kondisi sehat. Berdasarkan kepadatan wilayah setempat, Kecamatan Waru dan Taman menempati wilayah paling padat penduduk dengan kasus tuberkulosis paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Sidoarjo. Kesimpulan: Gambaran kasus tuberkulosis di Kabupaten Sidoarjo selama tahun 2019-2021 mengalami tren yang naik-turun. Beberapa alasan yang mendukung kejadian tersebut antara lain adanya perbedaan jenis kelamin, kondisi kerentanan yang berbeda, tempat, kepadatan penduduk, pengaruh pelayanan kesehatan, dan kondisi pandemi Covid-19.
ISSN:2301-7392
2745-8598
DOI:10.20473/mgk.v12i2.2023.947-954