Pengetahuan Ibu terkait Kebutuhan Vitamin D untuk Anak Tahun di Era Pandemi COVID-19

Adanya pandemi COVID-19 mengharuskan masyarakat untuk selalu menjaga sistem imun, khususnya bagi anak-anak yang akan menjalankan sekolah tatap muka. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mengonsumsi vitamin D yang terbukti dapat menghambat aktivitas mikroba. Penelitian ini dilakukan untuk men...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal Farmasi Komunitas Vol. 10; no. 1; pp. 29 - 33
Main Authors Azizah, Laila N, Ningrum, Airinda G, Wahyudiandi, Amartia P, Rakhmawati, Cindi D, Trisnapratiwi, Desak M A, Hanifah, Erlisa A, Rakhmawati, Happy R, Arifianti, Kartika D, Wisaninda, Masrur F, Devitri, Nabilah A, Arista, Sania P, Wulandari, Vita T, Rahmawati, Vivi F, Gunawan, Violyta A, Renawati, Yunita W, Yuda, Ana
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 31.05.2023
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Adanya pandemi COVID-19 mengharuskan masyarakat untuk selalu menjaga sistem imun, khususnya bagi anak-anak yang akan menjalankan sekolah tatap muka. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mengonsumsi vitamin D yang terbukti dapat menghambat aktivitas mikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu-ibu mengenai pentingnya pemenuhan kebutuhan vitamin D bagi anak-anaknya sebagai langkah pencegahan dan mengurangi tingkat risiko dan keparahan penyakit apabila terpapar virus COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan menggunakan instrumen online survey dalam bentuk google form serta teknik sampling secara non-random, yaitu purposive sampling. Pada penelitian ini terdapat responden sebanyak 298 ibu yang mempunyai anak dengan usia 6—16 tahun. Berdasar hasil penelitian, 8,05% responden termasuk ke dalam kategori pengetahuan rendah, 67,12% responden termasuk ke dalam kategori pengetahuan sedang, dan 24,83% responden termasuk ke dalam kategori pengetahuan tinggi. Responden pada penelitian ini mendapatkan informasi tentang vitamin D melalui berbagai media, dimana paling banyak adalah media sosial yaitu sebesar 70,5%, media elektronik 33,2%, dan media cetak 20,8%. Sebanyak 75,2% responden memilih tenaga kesehatan sebagai sumber informasi tentang vitamin D. Sementara 5% responden tidak pernah mendapatkan informasi mengenai vitamin D. Tempat mendapatkan vitamin D yang paling banyak dari sarana kesehatanan (81,5%) seperti rumah sakit, puskesmas, apotek, dan toko obat, sedangkan dari swalayan sebanyak 19,5% responden dan online shop sebanyak 15,4% responden.
ISSN:2355-5912
2355-5912
DOI:10.20473/jfk.v10i1.32932