Kajian Risiko Banjir Sungai Biyonga di Kabupaten Gorontalo

Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah Banjir. Hampir seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo pasti mengalami kejadian banjir setiap tahunnya, salah satunya yaitu Kabupaten Gorontalo, tepatnya di Kecamatan Limboto, yang dilewati oleh Sungai Biyonga. Kecamatan Limboto adalah pusat kota Ka...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJURNAL TEKNIK SIPIL CENDEKIA (JTSC) Vol. 5; no. 2; pp. 1040 - 1056
Main Authors Mutia, Mutia, Nurganah Chaidar, Ana, Putri Pratiwi, Anne, Kresnaufal, Arvin
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published 26.07.2024
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah Banjir. Hampir seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo pasti mengalami kejadian banjir setiap tahunnya, salah satunya yaitu Kabupaten Gorontalo, tepatnya di Kecamatan Limboto, yang dilewati oleh Sungai Biyonga. Kecamatan Limboto adalah pusat kota Kabupaten Gorontalo, dimana Banjir sering terjadi di Kabupaten Gorontalo telah menyebabkan kerusakan pada pemukiman penduduk, gedung perkantoran, pertanian dan fasilitas umum lainnya di daerah tersebut serta mengganggu lalu lintas. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian risiko banjir untuk mendapatkan potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu, dalam kajian ini penulis menggunakan Perka BNPB No.2 Tahun 2012 sebagai pedoman penentuan indeks dan Tingkat Risiko Banjir. Indeks Ancaman diperoleh dari hasil pemodelan 2D HEC-RAS berupa peta luas genangan dan kedalaman banjir. Banjir kala ulang 25 tahun di Sungai Biyonga adalah 129.16 m3/s menghasilkan luasan banjir 136.12 ha di 4 kelurahan yaitu Hepuhulawa, Hunggaluwa, Kayu Bulan, dan Kayu Merah. Hasil skoring indeks kerugian dan kapasitas diperoleh bahwa kelurahan Hunggaluwa memiliki tingkat ancaman banjir yang tertinggi dibanding tiga (3) kelurahan lainnya. Berdasarkan penilaian tingkat ancaman, kerugian dan ketahanan, tingkat risiko banjir tertinggi berada di Keluarahan Hunggaluwa dengan tingkat risiko tinggi. Adapun upaya untuk mengatasi risiko banjir dengan menurunkan tingkat ancaman dapat berupa pengendalian banjir secara struktural (tanggul, kolan retensi, dll) maupun pengaturan kebijakan terkait penggunaan lahan di lereng miring pada hulu sungai biyonga sangat direkomendasikan.
ISSN:2723-6552
2723-3375
DOI:10.51988/jtsc.v5i2.231