OPTIMALISASI PENGGANTIAN BAHAN IKAT SMART CONCRETE (SELF HEALING CONCRETE) UNTUK DAERAH RAWAN GEMPA
Inovasi dalam perkembangan teknologi beton menampilkan jenis beton yang mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri saat terjadi keretakan yang dikenal sebagai self healing concrete (SHC). Rancang campur SHC mencakup kelecekan (workability,) kuat tekan dan permeabilitas. Penggunaan fly ash bervarias...
Saved in:
Published in | JIPTEK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol. 7; no. 2 |
---|---|
Main Authors | , |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
Universitas Sebelas Maret
29.07.2017
|
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Inovasi dalam perkembangan teknologi beton menampilkan jenis beton yang mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan diri saat terjadi keretakan yang dikenal sebagai self healing concrete (SHC). Rancang campur SHC
mencakup kelecekan (workability,) kuat tekan dan permeabilitas. Penggunaan fly ash bervariasi dari 0 – 55% dari
berat semen yang digantikan.
Pemanfaatan fly ash dalam beton berfungsi mengubah CaOH menjadi C-S-H. CaOH merupakan unsur
lemah dalam beton menjadi C-S-H yang memiliki fungsi pengikat dan memberikan kontribusi pada kekuatan beton.
Butiran fly ash yang berukuran lebih kecil dari semen dimanfaatkan sebagai filler yang memiliki peran ganda:
sebagai pengisi ruang-ruang kosong antar agregat dalam beton sehingga gradasi campuran lebih “smooth” sekaligus
berperan sebagai lubrikan yang dapat meningkatkan workability campuran (Haque et al 1984). Pemakaian fly ash
juga akan mengurangi penggunaan semen, makin sedikit semen yang digunakan akan menurunkan suhu reaksi
sehingga kemungkinan retak akibat efek termal tereduksi (Mehta et al 2006). Pengurangan jumlah semen juga
berdampak pada peningkatan workability campuran beton. Ditinjau dari permeabilitas, butiran fly ash yang halus
akan meningkatkan kepadatan beton sehingga akan semakin kecil permeabilitasnya.
Dari hasil pengujian, analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut: Penggunaan fly ash dengan kadar tertentu dapat mempengaruhi sifat beton segar yang dihasilkan, semakin
tinggi kandungan fly ash yang digunakan semakin baik pula workability dan flowability beton segar yang dihasilkan.
Penggunaan material fly ash dapat menurunkan biaya produksi untuk beton normal yang memiliki sifat self healing
concrete (SHC) karena dapat mereduksi sebagian atau lebih kebutuhan penggunaan semen pada campuran beton.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi nilai kuat tekan beton adalah umur beton. Penggunaan kadar fly ash
diatas 50% dari berat binder yang digunakan memiliki nilai kuat tekan awal yang kurang baik untuk pengerjaan
beton yang memerlukan waktu pengerasan dan kekuatan awal yang tinggi, karena proses pengerasan ( setting time)
dan penambahan kekuatan betonnya agak lambat pada umur beton kurang dari 28 hari. Setelah umur 28 hari kuat
tekan beton yang menggunakan fly ash sebagai penggantian sebagian semen mengalami kenaikan sebesar 25% pada
kadar 10%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 45% dibanding dengan beton konvensional. Tetapi pada kadar 55% kuat
tekan beton menurun. Kuat tekan optimum terjadi pada kadar 45%. Penggunaan fly ash sebagai pengganti semen
dapat memperkecil nilai koefisien permeabilitas beton. Berdasarkan uraian tersebut,maka SHC diharapkan
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan beton konvensional dalam hal kelecekan (workability), kuat tekan dan
permeabilitas yang akan meningkatkan ketahanan beton (durability). |
---|---|
ISSN: | 1979-0031 2598-6430 |
DOI: | 10.20961/jiptek.v7i2.12698 |