Analisis Dampak Skenario Net Zero Emission terhadap Penyediaan Energi Nasional dengan LEAP
Capaian penyediaan energi nasional berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025 yang tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) sampai saat ini masih jauh di bawah target. Hal ini terjadi karena energi fosil masih mendominasi pada semua sektor. Demi mewujudkan target menuju net zero emiss...
Saved in:
Published in | JNTETI (Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi) (Online) Vol. 13; no. 3; pp. 222 - 229 |
---|---|
Main Authors | , , , , , , , , |
Format | Journal Article |
Language | English |
Published |
Universitas Gadjah Mada
28.08.2024
|
Subjects | |
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Capaian penyediaan energi nasional berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025 yang tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) sampai saat ini masih jauh di bawah target. Hal ini terjadi karena energi fosil masih mendominasi pada semua sektor. Demi mewujudkan target menuju net zero emission (NZE) pada 2060, perlu adanya transisi dari energi fosil ke EBT secara sistematis dan konsisten. Pemanfaatan energi fosil, baik berasal dari dalam negeri maupun impor, diharapkan menurun dan substitusi EBT akan meningkat. Penelitian ini bertujuan memberikan analisis prakiraan data penyediaan energi nasional serta pemanfaatannya, yang meliputi semua sektor, yaitu rumah tangga, industri, pembangkit listrik, transportasi, dan komersial, sampai 2060 menggunakan simulasi pemodelan energi dengan skenario business as usual (BAU) dan NZE. Pemodelan tersebut dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Low Emission Analysis Platform (LEAP). LEAP merupakan model energi berbasis skenario yang terintegrasi dan digunakan untuk mengetahui kebutuhan dan produksi energi pada semua sektor ekonomi serta ekstraksi sumber daya energi. Hasil simulasi dengan skenario NZE menunjukkan penurunan secara drastis pemanfaatan energi fosil pada semua sektor dibanding skenario BAU, sedangkan pemanfaatan EBT naik, khususnya di sektor pembangkit. Berdasarkan simulasi tersebut, diperkirakan pada tahun 2060 kebutuhan pasokan batubara dalam negeri turun 81%, kebutuhan gas bumi turun sebesar 74%, kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) turun 87%, kebutuhan liquefied petroleum gas (LPG) turun 84%, sedangkan kebutuhan minyak bumi tidak terpengaruh. Keseluruhan penyediaan EBT dengan skenario NZE selama kurun waktu 2019-2060 diperkirakan akan mengalami kenaikan rata-rata 9% per tahun atau setara kelipatan 2,3 kali dari skenario BAU. |
---|---|
ISSN: | 2301-4156 2460-5719 |
DOI: | 10.22146/jnteti.v13i3.9012 |