HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN KAKAO DI KABUPATEN NAGEKEO, PROVINSI NTT

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan satu komoditas strategis pendukung perekonomian di Nagekeo. Tanaman kakao yang tua dan kurang produktif, pemeliharaan yang kurang intensif serta hama dan penyakit adalah penyebab rendahnya produktivitas kakao dibandingkan daerah penghasil kakao lain di Indonesia....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inJurnal Agrotek Tropika Vol. 10; no. 4; pp. 509 - 515
Main Author Lea, Victoria Coo
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung 14.10.2022
Subjects
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan satu komoditas strategis pendukung perekonomian di Nagekeo. Tanaman kakao yang tua dan kurang produktif, pemeliharaan yang kurang intensif serta hama dan penyakit adalah penyebab rendahnya produktivitas kakao dibandingkan daerah penghasil kakao lain di Indonesia.  Penelitian untuk mengetahui hama dan penyakit penting pada buah kakao di Kabupaten Nagekeo dilakukan di perkebunan rakyat di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Boawae, Mauponggo dan Keo Tengah. Pada setiap lokasi diambil 20 lahan contoh seluas 0,5 ha. Penarikan tanaman contoh dilakukan dengan pola diagonal. Parameter yang diamati adalah gejala kerusakan dan  intensitas serangan oleh hama dan penyakit penting. Dua jenis hama penting, yaitu  hama kepik pengisap buah kakao (Helopeltis sp) dan penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella) dengan tingkat kerusakan Helopeltis sp paling tinggi terjadi di Kecamatan Boawae yaitu 23,95%, Kecamatan Keo Tengah yaitu 20,95%, Kecamatan Mauponggo intensitas serangan sebesar 20,10% intensitas serangan PBK tertinggi di Kecamatan Boawae yaitu 6,11%, Kecamatan Keo Tengah sebesar 4,76% sedangkan Kecamatan Mauponggo intensitasnya hanya mencapai 2,35%. Penyakit penting kakao yang ditemukan adalah  busuk buah (Phytophthora palmivora) dengan keparahan penyakit Phytophthora palmivora paling tinggi terjadi di Kecamatan Keo Tengah yaitu 5,11% jika dibandingkan dengan Kecamatan Boawae dan Mauponggo yaitu sebesar 3,25% dan 1,28%.
ISSN:2337-4993
2620-3138
DOI:10.23960/jat.v10i4.5860