Ruang daring bercerita: Sebuah narasi tentang rute, navigasi, dan batas dalam arsitektur

Kondisi pandemi yang membatasi pola pergerakan manusia atas ruang, di satu sisi menyebabkan manusia kehilangan makna dan rasa atas kehadiran ruang fisik, tapi di sisi lain memberikan peluang bagaimana cara memaknai ruang dengan cara yang berbeda. Instalasi Kisah Antah-berantah karya Citra Sasmita ya...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inARSNET Vol. 1; no. 2; pp. 122 - 139
Main Author Nina Dwi Handayani
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published Department of Architecture Universitas Indonesia 31.10.2021
Subjects
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Kondisi pandemi yang membatasi pola pergerakan manusia atas ruang, di satu sisi menyebabkan manusia kehilangan makna dan rasa atas kehadiran ruang fisik, tapi di sisi lain memberikan peluang bagaimana cara memaknai ruang dengan cara yang berbeda. Instalasi Kisah Antah-berantah karya Citra Sasmita yang diinisiasi oleh Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN, Jakarta ini berkisah tentang cerita fabel mitologis untuk anak-anak yang diinspirasi dari lukisan kamasan dan karakter cerita rakyat Tantri di Bali. Mempergunakan teknologi web-based augmented reality, Kisah Antah-berantah merupakan perpaduan objek seni dan ruang secara fisik dengan teknologi dunia maya, yang bisa dinikmati secara daring dan luring. Pengamatan karya instalasi Kisah Antah-berantah ini bertujuan untuk memperkaya gagasan atas keterlibatan rute, tur dan bagaimana memaknai batas pada ruang maya. Pengamatan “mengalami ruang” secara daring oleh penulis dijelaskan melalui 2 cara yaitu mode operasi pasif 360˚ dan mode operasi aktif manual. Mode operasi pasif 360˚ menunjukkan bahwa dengan rute yang statis dan terukur, pengalaman memaknai ruang daring bercerita bisa tercapai, meskipun tidak memberikan pemahaman akan batas ruang yang baru. Sebaliknya dengan mode operasi manual aktif, dengan kebebasan rute yang dipilih dan diciptakan sendiri, pengunjung mampu menciptakan batas dan pemaknaan ruang baru yang berbeda. Dari kedua mode operasi ini, tanda (landmark) berupa titik kode optik hadir melampaui objek fisiknya sebagai bagian dari navigasi dalam ruang maya. The pandemic condition that limits human movement over space has consequences that humans lose their meaning and sense of the presence of physical space, otherwise, it provides opportunities to interpret space differently. The installation Kisah Antah-berantah by Citra Sasmita, which was held during a pandemic and initiated by the Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN, Jakarta tells the story of mythological fables for children inspired by kamasan paintings and Tantri folklore characters in Bali, Indonesia. Implementing web-based augmented reality technology, this installation has an equal collaboration of art objects and physical space which can be enjoyed virtually and in a real-time exhibition mode. Kisah Antah-berantah investigates ideas on the involvement of routes, tours, and how to define boundaries in architecture and virtual space. The "experiencing space" will be explained in 2 ways, namely passive 360˚ operation mode and manual active operation mode. The 360˚ passive mode of operation shows that with a static and measurable route, the visitor interprets the virtual space of storytelling completely, although it does not provide a new understanding of spatial boundaries. In manual active of operation mode, visitors potentially create new boundaries and different meanings of space, by creating their routes. In these two modes of operations, an optical code point is presented as a landmark, as an important part of navigation in virtual space.
ISSN:2777-0702
2777-0710
DOI:10.7454/arsnet.v1i2.20