PANDANGAN TERHADAP PEMERINTAH DALAM KARYA SASTRA

Polarisasi media menyebabkan tindakan yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Kerangka pikir bangsa membedakan produk tulisan secara oposisi. Dalam berita (hardnews) lebih mudah diidentifikasi oposisi itu. Namun, tidak mudah membedakannya pada karya sastra. Penelitian ini menggunakan karya sastra (c...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inFon (Online) Vol. 12; no. 1
Main Author Fadly, Ahmad
Format Journal Article
LanguageEnglish
Indonesian
Published Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan 03.12.2018
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Polarisasi media menyebabkan tindakan yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Kerangka pikir bangsa membedakan produk tulisan secara oposisi. Dalam berita (hardnews) lebih mudah diidentifikasi oposisi itu. Namun, tidak mudah membedakannya pada karya sastra. Penelitian ini menggunakan karya sastra (cerpen) yang diterbitkan oleh koran-koran pada 2016 dan 2017. Dalam pengolahannya, peneliti ini mengoperasikan perangkat lunak AntConc 4.3.3w untuk mengungkap pandangan pengarang terhadap pemerintah dan juga rakyat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah dipandang sebagai obyek yang negatif karena tindakannya berseberangan dengan rakyat dan kurangnya kordinasi antara pusat dan daerah sehingga memiliki oposisi. Akan tetapi, pemerintah yang direpresentasikan oleh kata presiden, gubernur, walikota, dan bupati dipandang dari segi personal, bukan sebagai institusi pemerintah sehingga komunikasi interpersonal lebih dititikberatkan. Sementara itu, masyarakat dipandang sebagai obyek yang memiliki pola pikir dan nilai kolektif serta kebersamaan yang tinggi, sedangkan rakyat dipandang sebagai oposisi terhadap pemerintah, klasifikasi sosial, dan simbol perjuangan serta perlawanan.Kata kunci : pandangan terhadap pemerintah, studi wacana kritis, korpus
ISSN:2086-0609
2614-7718
DOI:10.25134/fjpbsi.v12i1.1516