Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan Prioritas Pemberdayaan Masyarakat melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menggunakan Metode Topsis
Sektor kesehatan yang menjadi pilar utama pemerintah Kabupaten Kudus diwujudkan dengan pengembangan sarana serta pelayanan kesehatan yang baik di masing – masing kecamatan. Dinas kesehatan memiliki tanggung jawab untuk melakukan upaya menjaga dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dengan diba...
Saved in:
Published in | Jurnal teknologi informasi dan ilmu komputer (Online) Vol. 6; no. 5; p. 501 |
---|---|
Main Authors | , |
Format | Journal Article |
Language | English Indonesian |
Published |
University of Brawijaya
08.10.2019
|
Subjects | |
Online Access | Get full text |
Cover
Loading…
Summary: | Sektor kesehatan yang menjadi pilar utama pemerintah Kabupaten Kudus diwujudkan dengan pengembangan sarana serta pelayanan kesehatan yang baik di masing – masing kecamatan. Dinas kesehatan memiliki tanggung jawab untuk melakukan upaya menjaga dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dengan dibantu tenaga kesehatan yang berada di puskesmas dan pustu di tiap kecamatan. Kondisi tingkat kesehatan masyarakat yang fluktuatif terjadi, karena dipengaruhi oleh tidak tepatnya sasaran masyarakat yang perlu dilakukan pemberdayaan, Dapat dikatakan promosi kesehatan ini masih belum dapat dikatakan efektif, karena belum adanya sistem yang bisa memrioritaskan masyarakat yang membutuhkan pemberdayaan dalam bentuk promosi dan penyuluhan kesehatan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah TOPSIS dan kriteria yang digunakan ada 4 yaitu KIA, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan Upaya Kesehatan masyarakat. Masing – masing kriteria memiliki jumlah indikator penilaian yang berbeda dimana KIA memiliki 4 indikator, Kesehatan lingkungan dan gaya hidup masing – masing 5 indikator, sedangkan upaya kesehatan masyarakat 2 indikator. Indikator penilaian ini sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No 2269/MENKES/PER/XI/2011. Metode TOPSIS digunakan karena mampu mencari alternatif optimal berdasarkan jarak ideal positif dan negatif. Dari hasil analisa Kritria PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang menjadi faktor penentu adalah pada kriteria Upaya kesehatan Masyarakat karena tahapan akhir dari kesadaran pentingnya kesehatan tidak hanya sampai individu saja, melainkan sudah berkembang sampai mendukung dan melakukan upaya kesehatan masyarakat.
Abstract
The health sector which is the main pillar of the Kudus Regency government is realized by developing good health facilities and services in each sub-district. The health office has the responsibility to make efforts to maintain and improve the health of the community, with the help of health workers in the health center in each sub-district. Fluctuating public health conditions occur, because it is influenced by the inaccurate target of the community that needs to be empowered. It can be said that this health promotion still cannot be said to be effective, because there is no system that can prioritize people who need empowerment in the form of health promotion and counseling. In this study the method used is TOPSIS and the criteria used are 4, namely KIA, Environmental Health, Lifestyle, and Public Health Efforts. Each criterion has a number of different assessment indicators where KIA has 4 indicators, environmental health and lifestyle of each of the 5 indicators, while public health efforts are 2 indicators. The indicator of this assessment is in accordance with the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No 2269 / MENKES / PER / XI / 2011. The TOPSIS method is used because it is able to find optimal alternatives based on ideal positive and negative distances. From the results of the PHBS Critical (Clean and Healthy Lifestyle) analysis that are the determining factors are the criteria for Public Health Efforts because the final stages of awareness of the importance of health are not only for individuals, but have developed to support and make public health efforts. |
---|---|
ISSN: | 2355-7699 2528-6579 |
DOI: | 10.25126/jtiik.2019651049 |