KETERPAPARAN HOAKS VAKSIN COVID-19 DALAM PROSES KOGNITIF WARGANET INDONESIA

Artikel ini membahas fenomena keterpaparan hoaks vaksin COVID-19 pada warganet di Indonesia. Sejumlah penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa fenomena tersebut muncul sebagai akibat langsung dari derasnya arus informasi hoaks di media digital. Meningkatnya jumlah pengguna internet serta lemahnya pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published inAcademic Journal of Da'wa and Communication Vol. 2; no. 2; pp. 151 - 186
Main Authors Handini, Handini, Mubarok, Achmad Fadloli, Kholiq, Muhammad Abdul
Format Journal Article
LanguageEnglish
Published Faculty of Ushuluddin and Da'wah UIN Raden Mas Said 05.11.2021
Subjects
Online AccessGet full text

Cover

Loading…
More Information
Summary:Artikel ini membahas fenomena keterpaparan hoaks vaksin COVID-19 pada warganet di Indonesia. Sejumlah penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa fenomena tersebut muncul sebagai akibat langsung dari derasnya arus informasi hoaks di media digital. Meningkatnya jumlah pengguna internet serta lemahnya pengaturan negara dalam mengawasi lalu lintas informasi digital dianggap telah menciptakan lingkungan yang menyuburkan konten hoaks. Kondisi ini menempatkan warganet pada situasi yang rentan terpapar hoaks vaksin COVID-19. Namun, berbeda dengan kesimpulan tersebut, penelitian ini menemukan bahwa tingkat literasi digital warganet memiliki peran yang paling signifikan dalam fenomena keterpaparan hoaks vaksin COVID-19. Dalam hal ini, penerimaan informasi oleh pengguna media digital (user) perlu dilihat sebagai proses pengambilan keputusan yang dihasilkan oleh lingkungan-internal kognitif dirinya. Secara konseptual, seorang user yang mempercayai sebuah hoaks telah melewati proses membuat pertimbangan dan sampai pada tahap memutuskan satu pilihan sikap yang paling memuaskan bagi dirinya. Dengan menggunakan teori rasionalitas terbatas (bounded rationality), penelitian ini menjelaskan bagaimana keterpaparan informasi hoaks vaksin Covid-19 pada warganet berkaitan dengan keputusan mereka untuk mengakses informasi tersebut di media digital. Keterbatasan untuk mengoptimalkan sikap rasional ketika menanggapi informasi hoaks dan dampak negatifnya menyebabkan warganet cenderung menerima suatu info tanpa melakukan klarifikasi yang mendalam. Perilaku ini mendorongnya untuk mencari dan menerima informasi pendukung lain yang cenderung menguatkan narasi yang sudah dipercayai sebelumnya.
ISSN:2722-1431
2722-144X
DOI:10.22515/ajdc.v2i2.3840